LAPORAN PRAKTIKUM: CARA-CARA MENYATAKAN KONSENTRASI LARUTAN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UMUM
Disusun Oleh:
Nama : Dwi Sulistiyo
NPM : E1C016061
Prodi : Peternakan
Kelompok : V(lima)
Hari/Jam : Selasa/14:00-15:40
Tanggal : 18 Oktober 2016
Dosen : 1. Drs. Syafnil, M.Si
2. Dra. Devi Silsia, M.Si
Ko-Ass : 1. Andi Kardo Samosir / E1G012034
2. Andika Putra / E1G013034
Objek Praktikum : CARA-CARA MENYATAKAN
KONSENTRASI LARUTAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2 0 1 6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi.
Fase larutan dapat dapat berwujud gas, padat atau cair. Larutan gas misalnya udara. Larutan padat misalnya perunggu, amalgam, dan paduan logam lain. Larutan cair misalnya air laut, larutan gula dalam air. Larutan terdiri atas dua komponen, yaitu pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Pelarut merupakan komponen yang lebih banyak, atau komponen yang menentukan keadaan larutan, sedangkan zat terlarut adalah komponen dengan jumlah yang sedikit.
Larutan terbentuk melalui pencampuran dua atau lebih zat murni yang molekulnya berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Untuk menyatakan kepekaaan atau konsentrasi suatu larutan dapat di lakukan berbagai cara tergantung pada tujuan penggunaannya. Adapun satuan yang digunakan untuk menentukan kepekaan larutan adalah molaritas. Molaritas, persen berat, persen volume, atau sebagainya Dalam dunia kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya sedikit didalam larutan disebut zat terkarut atau solut, sedangkan jumlahnya yang lebih banyak dari pada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarut atau solvasi. Contoh larutan yang umum sering di jumpai adalah padatan yang di lakukan dalam cairan. Seperti garam atau gula yang dilarutkan dalam air. Gas dapat pula dilakukan dalm cairan. Setelah itu, airan dapat pula larut dalam cairan lain,dan gas larut dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat, misalnya aloy dan mieral tertentu.
Dalam pembutan larutan, dapat diketahui reaksi reaksi apa saja yang terjadi jika zat terlarut dan zat pelarut saling bercampur membentuk larutan. Reaksi-reaksi yang muncul itu tidak hanya terjadi dalam labotarium namun juga bisa terjadi dialam kita. Sehingga percobaan ini juga sangat erat kaitannya dengan keterampilan dasar dalam bekerja di labotarium kimia.
1.2 TUJUAN
1. Menjelaskan berbagai suatu konsentrasi larutan.
2. Mampu membuat larutan pada berbagai konsentrasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2004).
Larutan terbentuk melalui pencampuran dua atau lebih zat murni yang molekulnya berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Perubahan gaya antarmolekul yang dialami oleh molekul dalam bergerak dari zat terlarut murni atau pelarut ke keadaan tercampur mempengaruhi baik kemudahan pembentukan maupun kestabilan larutan. Larutan dapat berada dalam kesetimbangan fase dengan gas, padatan, atau cairan lain, kesetimbangan ini sering kali menunjukkan efek yang menarik yang ditentukan oleh bobot molekul zat terlarut (Oxtoby, 2001).
Konsentrasi dari larutan dapat dinyatakan dengan bermacam-macam cara. Cara-cara ini dapat dibagi dua, yaitu :
1. Massa zat terlarut dalam sejumlah massa pelarut atau larutan, dan
2. Massa zat terlarut dalam sejumlah volume larutan.
Masing-masing mempunyai keuntungan, karena konsentrasi di sini tidak dipengaruhi temperatur. (Sukardjo, 1990)
Selesainya suatu proses reaksi dapat dilihat dari perubahan warna, jika warna larutan sudah berubah maka tercapailah suatu titrasi. Indikator merupakan asam dan basa kedua dalam larutan yang dititrasi. Penyebab warna berubah adalah karena indikator lebih lemah dari pada asam atau basa analit, sehingga indikator bereaksi terakhir dengan titrat (Suardhana, 1986)
BAB III
METODELOGI
3.1 ALAT DAN BAHAN
Alat :
Pipet Ukur
Pipet volunme
Neraca Analitik
Botol Semprot
Kaca Arloji
Labu Ukur
Pipet tetes
Corong
Sudip/spatula
Bahan :
H2SO4
NaCl
NaOH
Etanol
KIO3
HCl
Asam Oksalat
nitrogen
3.2 CARA KERJA
1. Membuat larutan NaCL 1 %
Menimbang sebanyak 0,5 gram NaCl dengan Neraca Analitik, kemudian dilarutkan dengan aquades di dalam Labu Ukur 50 ml sampai tanda batas.
2. Membuat larutan etanol 5%
Mengambil dipipet sebanyak 2,5 ml etanol absolut dengan pipet ukur, kemudian dimasukkan ke dalam Labu Ukur 50 ml dan diencerkan dengan aquades sampai tanda batas.
3. Membuat larutan 0,01 M KIO3 (Mr 214 gram/mol)
Menimbang sebanyak 0,107 gram KIO3 dengan Neraca Analitik, kemudian dimasukkan ke dalam Labu Ukur 50 ml dan dilarutkan ke dalam aquades sampai tanda batas.
4. Membuat larutan 0,1 M H2SO4
Memipet sebanyak 0,5 ml H2SO4 dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan aquades dalam Labu Ukur 50 ml sampai tanda batas.
Labu ukur 50 ml diisi terlebih dahulu dengan aquades, kira-kira 25 ml, selanjutnya baru dipipetkan H2SO4 kedalam labu ukur, kemudian ditambah lagi denga aquades sampai tanda batas. Cara seperti ini berlaku untuk membuat larutan asam kuat dan basa kuat yang lain.
5. Membuat larutan 0,1 N HCL (Mr. 36,5 gram .mol)
Mengambil larutan sebanyak 0,415 ml HCL 37% dengan pipet ukur, kemudian mengencerkan dengan aquades dalam labunukur 50 ml, sampai tanda batas.
6. Membuat larutan 0,1 N asam oksalat ( Mr. H2C2O4. 2H2O. 126 gram/mol)
Menimbang 0,3151 gram asam oksalat dengan neraca analitik, kemudian mengencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
7. Membuat larutan 1 N NaOH (mr.40 gram/mol)
Menimbang 0,2 gram NaOH, kemudian mengencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
8. Membuat larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) ( Mr. Urea 60 gram/mol)
Menimbang 0,1086 gram urea, kemudian mengencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
1.
Membuat
larutan NaCL 1 %
Dik :
Gram zat
terlarut = 0,5 gram
Volume larutan = 50 ml
Dit : % W/V ?
Dik :
Volume zat terlarut = 2,5 ml
Volume larutan = 50 ml
3. Membuat larutan 0,01 M KIO3
(Mr 214 gram/mol)
Dik :
Gram
zat terlarut = 0,107 gram
Volume
larutan = 50 ml
Mr
KIO3 = 214
gram/mol
4. Membuat larutan 0,1 M H2SO4
Dik :
Ml
zat terlarut = 0,5 ml
Ml
larutan = 50 ml
Mr
H2SO4 =
98 gram/mol
Dit :
Molaritas ?
Dik :
Ml zat terlarut = 0,415
Konsentrasi HCl = 37 %
Volume larutan = 50 ml
Mr HCl = 36,5 gram/mol
Dit : Normalitas ?
6. Membuat larutan 0,1 N
asam oksalat ( Mr. H2C2O4. 2H2O.
126 gram/mol)
Dik :
Gram zat terlarut = 0,3151 gram
Ml larutan = 50 ml
Mr H2C2O4.2H2O = 126 gram/mol
Dit : Normalitas ?
7. Membuat larutan 1 N NaOH (mr.40
gram/mol)
Dik :
Gram zat terlarut = 0,2 gram
Ml larutan = 50 ml
Mr NaOH = 40 gram/mol
Dit : Normalitas ?
8. Membuat larutan 1000 ppm Nitrogen (N2)
( Mr. Urea 60 gram/mol)
Dik :
Gram zat terlarut = 0,1086 gram
Ml larutan = 50 ml
Mr Urea = 60 gram/ml
Dit : ppm ?
BAB V
PEMBAHASAN
Dari hasil
perhitungan yang didapati, saya tidak dapat membandingkan dengan literatur
lainnya, karena tidak tersedianya literatur yang membahas lengkap mengenai
pembuatan larutan tersebut satu per satu. Akan tetapi di sini saya mendapati
hasil yang tidak jauh berbeda dari Buku Penuntun Praktikum sendiri. Hanya,
apabila terdapat kekeliruan, semata-mata faktor human error atau kesalahan pada
saat perhitungan itu sendiri yang dilakukan praktikan.
Dalam
membuat larutan dengan menggunakan NaCl sebanyak 0,5 gram dan dilarutkan dengan
aquades sebanyak 50 ml, menghasilkan NaCl dengan konsentrasi 1%. Dan sudah
dibuktikan dengan menggunakan rumus dan hasilnya sama dengan Buku Penuntun
Praktikum Kimia yaitu NaCl dengan konsentrasi 1%.
Dalam
membuat larutan menggunakan Etanol sebanyak 2,5 ml dan dilarutkan dengan aquades
sebanyak 50 ml, menghasilkan larutan Etanol dengan konsentrasi 5%. Dan ini
sudah terbukti dengan menggunakan rumus %Volume/Volume. Hasilnya sama dengan
Buku Penuntun Praktikum Kimia yaitu Etanol dengan konsentrasi 5%.
Membuat
larutan menggunakan KIO3 sebanyak 0,107 gram kemudian dilarutkan
dengan aquades sebanyak 50 ml, diketahui Mr KIO3 yaitu 214 gram/mol.
Setelah dihitung Molaritasnya adalah 0,01 M. Hasil ini sudah sama dengan Buku
Penuntun Praktikum Kimia.
Membuat
larutan menggunakan H2SO4 sebanyak 0,5 ml kemudian
dilarutkan kedalam aquades dengan volume 50 ml, diketahui Mr H2SO4
yaitu 98 gram/mol. Setelah dihitung Molaritasnya adalah 0,1 M. Dan ini sudah
sama dengan Buku Penuntun Praktikum Kimia.
Membuat
larutan menggunakan HCl dengan konsentrasi 37% sebanyak 0,415 ml. Kemudian
dilarutkan kedalam aquades dengan volume 50 ml, diketahui Mr HCl yaitu 36,5
gram/mol. Setelah dihitung Normalitasnya yaitu 0,048N. Hasil ini mendekati pada Buku Penuntun Praktikum Kimia
yaitu 0,1 N. Dan apabila dibulatkan, maka hasilnya sama yaitu 0,084 N = 0,1 N.
Membuat larutan menggunakan Asam Oksalat
sebanyak 0,3151 gram, kemudian dilarutkan kedalam aquades sebanyak 50 ml.
Diketahui Mr Asam Oksalat yaitu 126 gram/mol. Setelah dihitung Normalitasnya
menggunakan rumus hasilnya yaitu 0,1 N. Dan hasil ini sama dengan Buku Penuntun
Praktikum Kimia yaitu 0,1 N.
Membuat larutan menggunakan NaOH sebanyak 0,2
gram dan dilarutkan kedalam aquades sebanyak 50 ml. Diketahui Mr NaOH yaitu 40
gram/mol. Setelah dihitung Normalitasnya menggunakan rumus, hasilnya yaitu 1 N.
Dan ini sudah sama dengan Buku Penuntun Praktikum Kimia.
Membuat larutan menggunakan Nitrogen sebanyak
0,1086 gram, kemudian dilarutkan kedalam aquades dengan volume 50 ml. Diketahui
Mr Nitrogennya yaitu 60 gram/mol. Setelah dihitung ppm menggunakan rumus
hasilnya 2172 ppm, sedangkan dalam Buku Penuntun Praktikum Kimia adalah 1000
ppm. Kesalahan ini kemungkinan dari perhitungan atau salah ketika memasukkan
bilangan-bilangan kedalam rumus.
BAB VI
PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
1. Terdapat enam cara dalam menentukan satuan konsentrasi
larutan. Yang pertama yaitu menggunakn Persen Konsentrasi. Persen Konsentrasi
sendiri terbagi atas tiga bagian yaitu Persen Berat, Persen Volume, dan Persen
Berat per Volume. Kedua yaitu menggunakan Part Per Million (ppm) dan Part Per
Billion (ppb). Ketiga yaitu menggunakan Fraksi Mol (fx). Keempat menggunakan
Molaritas (M). Kelima menggunakan Molalitas (m). Keenam menggunakn Normalitas
(N).
2. Konsentrasi
larutan adalah Perbandingan jumlah zat terlarut dalam larutan dan Perbandingan jumlah zat terlarut dalam
pelarut. Dalam pembuatan larutan, dapat diketahui reaksi apa saja yang akan
terjadi jika zat terlarut dan zat pelarut saling bercampur membentuk larutan.
6.2 SARAN
Kepada
Laboratorium:
Keterbatasan alat dan bahan
membuat praktikan terkesan tidak aktif.
Kepada
Praktikan:
Jaga kebersihan Leb agar nyaman saat praktikum.
JAWABAN PERTANYAAN
1. 80 gram H2SO4 dilarutkan
dengan 120 gram air.
Dik :
Mr. H2SO4 = 98 gram/mol Mr. air ( H2O ) = 18 gram/mol
BJ H2SO4 = 1303 gram/ml BJ Air =
1 gram/ml
Konsentrasi
H2SO4 100 %
2. Melengkapi
tabel dibawah ini
Zat
Terlarut
|
Gram Zat
terlarut
|
Mol Zat
Terlarut
|
Volume
Larutan
|
Molaritas
|
NaNO3
|
25
|
A. 0,29
|
B. 0,241 L
|
1,2
|
NaNO3
|
C. 31,28
gram
|
D. 0, 368
|
16 liter
|
0,023
|
KBr
|
91
|
E. 0,76
mol
|
450 ml
|
F. 1,699
mol / l
|
KBr
|
G. 49,98
gram
|
0,42
|
H.
|
1,8
|
Proses Pengerjaan :
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, H. 1993. Penentuan Dasar Praktikan Kimia.Bandung. Depdikbud : ITB.
Baroroh, Umi L.U. 2004. Diktat Kimia Dasar 1. Banjar
Baru : Universitas Lambung Mangkurat
Oxtoby,G. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Jakarta. Erlangga.
Syukri, 1999. Kimia Larutan. Bandung : Citra
Aditya Bakti.
Suardhana, L. 1986. Kimia Dasar. Jakarta. Erlangga.
Kak, kok banyak yang hilang kata-kata di pembahasannya
BalasHapusYang kosong itu hasil dari data diatasnya
Hapus