News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

LAPORAN PRAKTIKUM: PH ASAM, BASA DAN GARAM

LAPORAN PRAKTIKUM: PH ASAM, BASA DAN GARAM


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UMUM



Disusun Oleh:
Nama                 : Dwi Sulistiyo
NPM                  : E1C016061
Prodi                  : Peternakan
Kelompok          : V(lima)
Hari/Jam            : Selasa/14:00-15:40
Tanggal              : 18 Oktober 2016
Dosen                : 1.  Drs. Syafnil, M.Si
                             2.  Dra. Devi Silsia, M.Si
Ko-Ass              : 1.  Andi Kardo Samosir / E1G012034
                             2.  Andika Putra / E1G013034
Objek Praktikum           : PH ASAM, BASA DAN GARAM


LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2 0 1 6


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, larutan dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu bersifat asam, basa dan netral. Menurut teoi Arrhenius, zat dalam air yang menghasilkan ion H+ disebut asam, sedangkan zat yang didalam air terionisasi menghasilkan ion OH- adalah basa.
Untuk menghindai bilangan yang sangat rendah dalam menghitung konsentrasi larutan yang sangat encer, maka konsentrasi yang dihitung adalah konsentrsi H+ dalam larutan tersebut yang dinyatakan dengan Ph. Konsep Ph ini diperkenalkan oleh ahli kimia Denmark yang bernama Sorensen pada tahun 1909.
Sifat asam dan basa dapat di tentukan dengan beberapa cara, seperti menggunakan kertas lakmus , lakmus merah dalam larutan basa akan berubah menjadi biru, dan lakmus biru dalam larutan nyang bersifat asam akan berubah menjadi merah.sifat sama basa juga dapat di tentukan dengan mengukur derajat pH. pH merupakan suatu parameter yang digunakan yang digunakan untuk menunjukan tingkat keasaman larutan. Larutan yang bersifat asam memiliki pH <7 basa="" larutan="" memiliki="" ph="">7 dan larutan netral memiliki pH = 7.
Sedangkan hidrolisis garam yaitu peristiwa terurainya garam dalam air yang menghasilkan sifat larutan asam atau basa.

1.2  Tujuan Praktikum
1.      Menentukan pH larutan dengan menggunakan pH indikator universal
2.      Menghitung konsentrasi larutan dengan nilai pH tertentu



BAB II
TINAJAUAN PUSTAKA

pH atau potensial Hydrogen adalah ukuran keasaman atau kebasaan dari larutan air. pH dalam larutan kira-kira sama dengan negative logaritma dari konsentrasi ion hidronium ( H3O+). pH rendah menunjukkan tingginya konsentrasi ion hidronium sedangkan pH tinggi menunjukkan konsentrasi yang rendah (Anonim, 2011).
pH  =  - log10(H+) =  log +
Istilah pH merupakan singkatan dari ‘’daya H’’ (power of Hydrogen). Semakin rendah pHnya, makin besar konsentrasi ion hidrogennya. Larutan netral memiliki pH 7, sedangkan keasaman maksimal dalam larutan berpelarut air adalah pH 1. Nilai pH diatas 7 mengidentifikasikan larutan basa sedangkan kebasaan maksimal dilambangkan dengan pH 14 (Fried, H. George, 2005).
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Tidaklah diketahui dengan pasti makna singkatan "p" pada "pH" (Søren Peder Lauritz Sørensen. 1909).
Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan untuk powerp (pangkat), yang lainnya merujuk kata bahasa Jerman Potenz (yang juga berarti pangkat), dan ada pula yang merujuk pada kata potential. (Norby. 2000).
pH didefinisikan sebagai minus logaritma dari aktivitas ion hidrogen dalam larutan berpelarut air. pH merupakan kuantitas tak berdimensi. pH umumnya diukur menggunakan elektroda gelas yang mengukur perbedaan potensial E antara elektroda yang sensitif dengan aktivitas ion hidrogen dengan elektroda referensi. pHmerupakan suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari 7, sedangkan larutan netral memiliki pH=7. pH suatu larutan dapat ditentukan dengan indikator pH atau dengan Ph meter. Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam Basa, larutan dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan bersifat netral. Asam dan Basa memiliki sifat-sifat yang berbeda, sehingga dapat kita bisa menentukan sifat suatu larutan. Untuk menentukan suatu larutan bersifat asam atau basa, ada beberapa cara. Yang pertama menggunakan indikator warna, yang akan menunjukkan sifat suatu larutan dengan perubahan warna yang terjadi. Misalnya Lakmus, akan berwarna merah dalam larutan yang bersifat asam dan akan berwarna biru dalam larutan yang bersifat basa. Sifat asam basa suatu larutan juga dapat ditentukan dengan mengukur pH-nya. (Petrucci.1987).
Untuk mempertahankan pH dalam rentang fisiologis yang sempit, kapasitas pendapar jangka pendek harus menetralkan asam-asam yang dihasilkan, dan tindakan-tindakan korektif jangka panjang harus menghilangkan asam secara permanen, tetapi secara terus-menerus (Ronald, 2004).




BAB III
METODELOGI
3.1  ALAT DAN BAHAN



Alat:
1.      pH indikator universal
2.      Tabung reaksi
3.      Pipet tetes
4.      Pipet ukur 5 ml
5.      Pipet ukur 10 ml
6.      Kaca arloji
7.      Corong kaca
8.      Rak tabung reaksi
9.      Erlemeyer 50 / 100 ml

Bahan:
1.      H2SO4
2.      NaOH
3.      NaCl
4.      HCl
5.      NaCH3COOH

3.2  Cara Kerja
1.         Membersihkan tabung reaksi dengan deterjen dan keringkan
2.         Meletakkan di rak tabung reaksi dengan mulut tabung ke atas
3.         Pipet lebih kurang 2 ml larutan yang telah disediakan kedalam masing-masing tabung reaksi
4.         Menentukan ph dengan mengunakan kertas ph indikator universal.
5.         Menghitung konsentrasimasing-masing larutan diatas.






BAB IV
HASIL PENGAMATAN

NO
Nama Larutan
pH
Golongan
Konsentrasi
1
NaCl
7
Netral
10-7 M
2
H2SO4
1
Asam Kuat
10-1 M
3
NaCH3COOH
10
Basa Lemah
10-4 M
4
NaOH
11
Basa Lemah
10-3 M
5
HCl
1
Asam Kuat
10-1 M

Cara Pengerjaan
1.      Menghitung konsentrasi (molaritas) larutan NaCl dengan pH 7.

pH          = 7
[H+]        = ....?
Jawab     :
   -log[H+]           = 7
   Log[H+]           = -7
   Log[H+]           = log 10-7
   [H+]     = 10-7 M
2.      Menghitung konsentrasi (Molaritas) larutan H2SO4 dengan pH 1.

pH          = 1
[H+]        = ....?
Jawab     :
   -log[H+]           = 1
   log[H+]            = -1
   log[H+]            = log 10-1
   [H+]     = 10-1 M
3.      Menghitung pOH dari larutan NaCH3COOH dengan pH 10.

pH          = 10
pOH       = ....?
Jawab     :
pH + pOH     = 14
   10 + pOH        = 14
   pOH                = 14 – 10         = 4
   M         = -log 104
   M         = 10-4 M
4.      Menghitung konsentrasi (molaritas) dari larutan NaOH dengan pH 11.

pH          = 11
pOH       = ...?
Jawab     :
pH + pOH     = 14
   11 + pOH        = 14
   pOH                = 14 – 11         = 3
   M         = -log 103
   M         = 10-3 M
5.      Menghitung konsentrasi (molaritas) dari larutan HCl dengan pH 1.

pH          = 1
[H+]        = ....?
Jawab     :
   -log[H+]           = 1
   log[H+]            = -1
   log[H+]            = log 10-1
   [H+]     = 10-1 M



BAB V
PEMBAHASAN

Dari hasil praktikum mencari pH menggunakan pH indikator universal yang didapati, saya tidak dapat membandingkan dengan literatur lainnya, karena tidak tersedianya literatur yang membahas lengkap mengenai pH suatu larutan secara detai. Akan tetapi di sini saya mendapati hasil yang yang sesuai dengan aturan, bahwa pH Asam itu lebih kecil dari 7 . sedangkan pH Basa yaitu lebih besar dari 7 dan lebih kecil dari 14. Sedangkan pH Garam  = 7, atau Netral. pH Asam Lemah  mendekati 7, sedangkan pH Asam Kuat menjauhi 7. pH Basa lemah mendekati 14, sedangkan Basa Kuat menjauhi 14.
Pada larutan NaCl, pH yang didapatkan dari kertas pH indikator universal adalah 7 dan setelah dihitung Konsentrasinya yaitu 10-7 M. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa larutan NaCl termasuk kedalam golongan Netral. Dan ini sudah memenuhi syarat bahwa Garam itu bersifat Netral. Menurut Definisi yang kuno, garam adalah hasil reaksi antara  asam dan basa. Proses-proses  semacam ini disebut netralisasi. Definisi ini adalah benar, dalam artian bahwa jika sejumlah asam dan basa murni ekuivalen dicampur, dan larutannya diuapkan, suatu zat kristalin tertinggal, yang tak mempunyai ciri-ciri khas suatu asam maupun basa. Zat-zat ini dinamakan garam oleh ahli-ahli kimia di zaman ini (G.Shelva,1985).
Pada larutan H2SO4, pH yang didapatkan adalah 1 dan setelah dihitung konsentrasinya yaitu 10-1 M. Dari hasil tersebut larutan H2SO4 termasuk kedalam Asam Kuat, ini didapat dari aturan Asam Kuat yaitu nilai Ka ≥ 10-2. Menurut (Ahmad,2001) asam kuat merupakan asam yang dianggap terionisasi sempurna dalam larutannya. Bila dalam air terlarut asam kuat, misalnya HCL 0,1 maka akan dapat mengganggu kesetimbangan air.PH asam kuart adalah kecil dari 7. Jadi praktikum yang telah dilakuakan sesuai dengan literature yang ada.
Pada larutan NaCH3COOH, pH yang didapatkan adalah 10 dan setelah dihitung Konsentrasinya yaitu 10-4 M. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa larutan NaCH3COOH termasuk kedalam golongan Basa Lemah karena dalam aturan Basa Lemah yaitu nilai Kb ≤ 10-2. Menurut (Ahmad,2001) basa lemah akan bereaksi dengan air membentuk kation dengan mengambil proton dari molekul air (OH- dihasilkan dari molekol air yang kehilangan proton ). Ia juga mengemukakan bahwa basa lemah memiliki ph besar dari 7.
Pada larutan NaOH, pH yang didapatkan adalah 11 dan Konsentrasinya adalah 10-3 M. Dan dapat disimpulkan bahwa larutan NaOH termasuk kedalam Basa Lemah. Hal tersebut dikarenakan nilai Kb nya ≤ 10-2.
Pada larutan HCl, pH yang didapatkan adalah 1 dan Konsentrasinya adalah 10-1. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa larutan HCl termasuk kedalam golongan Asam Kuat. Hal tersebut karena larutan HCl memiliki Ka ≥ 10-2.



BAB VI
PENUTUP

5.1  Kesimpulan
1.      Cara menentukan pH menggunakan pH indikator universal dalam bentuk kertas adalah dengan cara mencelupkan kertas tersebut kedalam larutan yang hendak kita ketahui pH-nya. Sedangkan, jika menggunakan pH indikator universal dalam bentuk larutan adalah dengan cara memasukkan atau meneteskan larutan indikator universal kedalam larutan yang hendak kita ketahui pH-nya. Setelah warnanya terbentuk, kemudian dicocokkan dengan warna standar yang sudah diketahui nilai pH-nya.
2.      Cara menghitung konsentrasi larutan yang sudah diketahui nilai pH-nya adalah dengan rumus :
a.       Jika larutan tersebuk termasuk Asam maka menggunakan rumus

-log[H+]     = pH
Log[H+]     = -pH
Log[H+]     = log 10-pH
[H+]                       = 10-pH M
b.      Apabila larutan tersebut termasuk kedalam Basa, maka menggunakan rumus

pH + pOH = 14
pOH                      = 14 – pH        = pOH
M               = -log 10pOH
M               = 10-pOH M
5.2  Saran
Untuk Laboratorium:
Keterbatasan alat dan bahan membuat praktikan terkesan tidak aktif.
Untuk Praktikan:
Berhati-hati dalam memakai peralatan praktikum yang terbuat dari bahan gelas, karena jika kurang hati-hati peralatan dapat pecah.


DAFTAR PUSTAKA 
Keenam,charles W. 1984. Untuk Universitas Edisi Keenam Jilid 1. Jakarta. Erlangga. 
Oxtoby,G. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Jakarta. Erlangga
Petrucci,Ralph H–Suminar. 1987. Kimia Dasar edisi empat jilid II. Jakarta. Erlangga
Suardhana, L.  1986.Kimia Dasar. Jakarta. Erlangga
Team Pengajar. 2016. Buku PenuntunPraktikum kimia. Bengkulu. UNIB

Klik dibawah ini untuk melihat versi dokument nya:
http://safelinku.net/phasamdangaram

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Posting Komentar

Mohon untuk menggunakan kata yang tidak menyinggung unsur SARA. Dan juga tidak menggunakan unsur Phornography. Terima kasih telah mengikuti aturan dalam website ini.

Terima Kasih
Dwi Sulistiyo