LAPORAN PRAKTIKUM: PRODUKSI TERNAK PERAH
LAPORAN MK. PRODUKSI TERNAK PERAH
Di Susun Oleh
Nama Kelompok
1. Fenny Tri Octaviani : E1C015084
2. Fregi Fehriansyah : E1C016058
3. M. Ilham Try Saria : E1C016060
4. Dwi Sulistiyo : E1C016061
5. Ramadhi Wijananto : E1C016075
Kloter :
Kelompok : 25
Nama Kambing : Jessy dan Nensi
Jenis Konsentrat : Ampas Tahu, BIS dan Mineral
Dosen Pembimbing : 1. Dr. Ir. Endang Sulistiyowati, M.Sc
2. Ir. Tris Akbarillah, MP
Co. Assisten : 1. Afni Nur Rohmah
2. Icuk Rahmadani
3. Nurul Khotimah
4. Supardiono
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ternak kambing khususnya kambing perah terdapat banyak sekali jenisnya yaitu etawah, nubian, bour, seanen, dan lain-lain. Merupakan salah satu sumberdaya penghasil bahan makanan berupa daging dan susu yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi, dan penting artinya bagi masyarakat. Seiring hal tersebut peternakan kambing memiliki peluang yang cukup besar dengan semakin sadarnya masyarakat akan kebutuhan gizi yang perlu segera dipenuhi.
Masa laktasi adalah masa kambing perah mampu menghasilkan susu. Sesaat setelah melahirkan , ambing kambing sudah menghasilkan cairan yang disebut kolostrum. Kolostrum bisa keluar dengan cara di hisap oleh cempe atau diperah. Untuk kambing-kambing perah, sebaiknya kolostrum dikeluarkan dengan cara diperah dan diberikan kepada cempe dengan menggunakan ambing buatan berupa botol susu bayi. Tujuannya untuk menghindari kotornya ambing yang akan menyebabkan susu kambing yang akan dihasilkan tercemar. Kolostrum dihasilkan oleh ambing selama 2-7 hari, setelah itu ambing akan menghasilkan susu normal. Untuk menghasilkan produksi air susu yang optimal maka diperlukan perawatan ternak yang baik seperti pemeliharaan kesehatan, pengaturan perkawinan dan pemberian pakan yang tepat. Pakan merupakan faktor terbesar untuk menghasilkan produktivitas tinggi, yaitu produksi air susu dan pertumbuhan serta sebagai sumber gizi yang baik untuk semua kalangan usia.
Untuk mengetahui lebih dalam tentang kambing perah maka hal inilah yang melatarbelakangi praktikum ini dilakukakan dengan tujuan untuk menambah pengetahuan mahasiswa lebih banyak lagi.
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum MK Produksi Ternak Perah yaitu :
1. Mengetahui jenis kambing yang digunakan dalam praktikum
2. Mengetahui faktor lingkungan yang mempengaruhi produksi ternak kambing perah
3. Mengetahui tatalaksana perkandangan untuk ternak kambing perah
4. Mengetahui pemberian pakan dan minum untuk ternak kambing perah
5. Mengetahui menejemen pemerahan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kambing perah merupakan jenis kambing yang dapat memproduksi susu dengan jumlah melebihi kebutuhan untuk anaknya. Kambing Perah yang dipelihara biasanya adalah kambing local seperti kambing Peranakan Etawah (PE) Yang merupakan bangsa kambing perah yang dapat hidup di daerah tropis. Kambing Etawah merupakan keturunan dari kambing Jamnapari yang sangat baik sebagai hewan perah dan penghasil daging (Devendra Dan Burns, 1994).
Tujuan dari pemerahan mendapatkan produksi susu yang maksimal. Terdapat tiga tahap pemrahan yaitu pra pemerahan, pelaksanaan pemerahan dan pasca pemerahan (Sumoprastowo, 1990).Tujuan dari pemerahan adalah untuk mendapatkan susu yang maksimal dari ambingnya, apabila pemrahan tidak sempurna induk cenderung untuk menjadi kering terlalu cepat dan produksi total cenderung menjadi menurun (Putra, 2009).
Kambing perah merupakan hewan ternak yang menghasilkan produk bernilai tinggi, seperti: daging, kulit dan susu. Selain itu feses nya juga bisa dimanfaatkan sebagai sumber pupuk organik. Usaha ternak kambing perah dapat dijadikan sebagai ternak alternative diversifikasi usaha peternakan selain sapi, karena terbatasnya daerah yang sesuai untuk pengembangan sapiperah di Indonesia (Mulyono, 2013).
Untuk mendapatkan produksi susu maka dilakuakn pemerahan 2 kali sehari yaitu pada pagi pukul 07.30 WIB dan pada sore hari pada pukul 17.30 WIB, sebelum pemerahan dilakukan pepmbersihan kelenjar ambing kambing dengan lap kain basah yang mengandung antiseptic, guna mencegah air susu terkena mikroba yang berasal dari sekitar putting dan ambing, produksi susu dihitung dengan menjumlahkan produksi susu pada pagi dan sore hari dalam gram per ekor per hari(Steel, 1990).
Bangsa kambing Nubian berasal dari Afrika. Berbulu pendek , mengkilap dan kebany akan berwarna hitam dan coklat dengan telinga yang panjang dan jatuh terkulai. Kambing bersifat sangat lembut , produksi susunya lebih sedikit bila di bandinkan dengan kambing dari Swiss. Tetapi presentasi lemak susu tinggi. Kambing betina mencapai dewasa kelamin pada saat beratnya kira-kira 60 kg, kambing nubian cenderung lebih banyak dagingnya dibandingkan dengan bangsa kambing perah lainya (Blakely, 1991).
Pakan adalah suatu bahan yang dimakan hewan yang mengandung energy dan zat – zat gizi (keduanya) di dalam bahan tersebut pakan adalah bahan yang dimakan dam dicerna oelh seekor hewan yang mampu menyajikan unsure hara dan nutrien yang penting untuk perawatan tubuh, pertumbuhan, penggemukan, reproduksi dan produksi. Bahan pakan dapat di kelompokan menjadi 2 kelompok yaitu konsentrat dan bahan berserat merupakan komponen atau penyusun ransum (Blakely,1994).
Kambing membutuhkan hijauan yang banyak ragamnya. Kambing sangat menyukai daun-daunan dan hijauan seperti daun turi, akasia, lamtoro, dadap, kembang sepatu, nangka, pisang, gamal, puteri malu, dan rerumputan.Selain pakan dalam bentuk hijauan, kambing juga memerlukan pakan penguat untuk mencukupi kebutuhan gizinya.Pakan penguat dapat terdiri dari satu macam bahan saja seperti dedak, bekatul padi, jagung, atau ampas tahu dan dapat juga dengan mencampurkan beberapa bahan tersebut (Sarwono, 2005).
Hijauan pakan merupakan pakan utama bagi ternak ruminansia dan berfungsi sebagai sumber gizi, yaitu protein, sumber tenaga, vitamkin dan mineral. Pemanfaatan hijauan pakan sebagai makanan ternak kambing harus di splementasikan dengan makanan penguat atau konsentrat agar kebutuhan nutrisi terhadap pakan dapat terpenuhi,tujuan suplementasi makanan penguat dalam makanan ternak kambing untuk meningkatkan daya guna makanan atau menambah nilai gizi makanan, menambah unsure makanan yang defisien serta maningkatkan konsumsi dan pencernaan makanan . keuntungan yang di peroleh dari pemberian pakan serat kasar bersama makanan pennguat terlebih dahulu sebagai sumber energy dan selanjutnya memanfaatkan makanan kasar yang ada. Dengan demikian mikroorganisme rumen lebih mudah dan cepat berkembang populasinya, sehingga akan semakin banyak makanan yang harus di konsumsi ternak kambing (Murtidjo, 1993).
Konsentrat adalah bahan pakan yang digunakan bersama bahan pakan lain untuk meningkatkan keserasian gizi dari keseluruhan pakan dan dimaksud untuk disatukan atau di campur sebagai suplemen atau bahan pelengkap (Hartadiet at, 1980).
Konsentrat untuk ternak kambing umumnya disebut sebagai pakan penguat ataubahan baku pakan yang memiliki kandungan serat kasar kurang dari 18% dam mudah di cerna. Pakan pemguat dapat berupa dedak jagung, ampas tahu, bungkil kelapa, bungkil sawit dan bungkil kacang tanah (Sastoamijoyo, 1997).
Meskipun air di dapat dari hijauan kambing juga membutuhkan air untuk memenuhi kebutuhan pakannya, air di perlukan untuk proses pencernaannya yaitu mengeluarkan bahan – baha yang tidak berguna dalam tubuh yaitu air kencing dan kotoran, volume kebutuhan air pada kambing sangat bervariasi, di pengaruhi oleh jenis kambing, suhu lingkungan, jenis pakan dan kegiatan kambing. Bila bobot kambing 40 kg/ekor dan ransum kering yang di butuhkan ternak rata – rata0,8 kg dan air minum sebanyak 3 liter. Kebutuhan air minum kambing sehari berkisar 3 sampi 5 liter per hari ( Sarwono, 2008).
Lokasi kandang harus sesuai dengan dengan syarat – syarat berikut :
- Kandang harus di buat di daerah yang relative tinggi dari daerah sekitarnya, rtidak lembab serta jauh dari kebisingan.
- Aliran udara segar, terhindar dari aliran udara kencang.
- Sinar matahari pada pagi hari bebas masuk kandang, tetapi pada siang hari tidak masuk dalam kandang.
- Agak jauh dari pemungkiman warga, agar tidak merasa terganggu.
Fungsi kandang yaitu untuk melindungi ternak dari pencurian dan predator(Tillman, 1991).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
§ Waktu Pelaksanaan Praktikum MK Produksi Ternak Perah dilakukan selama empat hari yaitu Tanggal 08 September 2017 sampai 11 September 2017 dan ditambah pagi hari pada tanggal 12 september 2017 untuk menghitung sisa pakan, air dan menimbang berat badan.
§ Tempat atau Lokasi dilaksanakannya praktikum MK Produksi Ternak Perah yaitu di kandang CZAL Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
3.2 Alat dan Bahan
Alat
|
Bahan
|
3.3 Cara Kerja
A. Cara Kerja Pemeliharaan Ternak
♦ Pengenalan Bentuk Fisik Kambing- Mengenali Jenis Kambing yang dipraktikumkan
- Mengamati Bentuk Badan Kambing
- Mengamati Bentuk telinga
- Mengamati bentuk kambing
- Mengamati bentuk puting
- Mengamati warna bulu kambing
- Setelah semua pengamatan selesai,kemudian mencatat hasil pengamatan pada laporan sementara
- Mengamati Suhu lingkungan/kandang,Memperhatikan/membaca termometer untuk mengukur Dry dan Wet,setelah itu mencatat hasil
- Mengukur Kelembaban Lingkungan,Menggunakan termometer untuk mengukur Dry dan Wet ,melihat selisih-nya dan mencari kelembaban dengan menggunakan Tabel Himidity
- Mengamati Cahaya matahari dikandang
- Mengamati tipe kandang (Idividu/koloni)
- Mengukur kandang dan tempat pakan, mengukur panjang kandang,lebar kandang,tinggi dasar kandang sampai atap kandang,menukur tinggi panggung,mengukur lebar tempat pakan,mengukur tinggi tempat pakan dan mengukur panjang tempat pakan.
Pakan Hijauan
- Menimbang pakan hijauan yang akan diberikan untuk pagi hari dan sore hari dan mencatat hasil penimbangan.Keesok harinya menimbang sisa pakan hijauan dan mencatat hasi penimbangan.
- Menimbang pakan konsentrat yang diberikan untuk ternak pada pagi hari dan sore hari,kemudian mencatat hasil penimbangan.Menimbang sisa pakan konsentrat pada sore hari(sisa pemberian konsentrat pagi hari),dan menimbag sisa konsentrat pada pagi hari (sisa pemberian konsentrat sore hari
- Mengukur/mengambil air sebanyak 2 liter menggunakan ceret ukur kemudian menuangkannya kedalam kandang,keesok harinya mengukur sisa air minum dengan menggunakan ceret ukur dan mencatat hasil pengukuran.
- Mengamati kesehatan ternak kambing dengan melihat tampilan ternak,bulu dan gerakan ternak.
B. Cara Kerja Pemerahan
- Membersihkan semua peralatan yang digunakan
- Membersihkan/mencuci ambing menggunakan air hangat
- Palpasi ambing dilakukan sebelum diperah untuk merangsang susu turun
- Membersihkan tanggan sebelum melakukan pemerahan
- Ibu jari dan jari telunjuk menekan pangkal puting,jari yang lainnya menekan saluran puting sehingga susu susu yang ada di saluran puting keluar dan ditampung pada penampung yang sudah dibersihkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Praktikum MK Produksi Ternak Perah kami lakukan di kandang atau CZAL Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universsitas Bengkulu menggunakan jenis ternak kambing.
4.1 Pemeliharaan
4.1.1 Pengenalan Jenis Kambing Perah
Nama Kambing
|
Jenis kambing
|
Bentuk badan
|
Bentuk telinga
|
Asumsi berat badan
|
Bentuk ambing
|
Warna bulu
|
Bentuk puting
|
Jessy
|
Nubian
|
Gemuk
|
Panjang menggelantung kebawah
|
50-60 kg
|
Simetris
|
Putih coklat
|
2 Normal
|
Nensy
|
Nubian
|
Gemuk
|
Panjang menggelantung kebawah
|
50-60 kg
|
Simetris
|
Putih hitam
|
2 Normal
|
Pembahasan: pada tabel diatas merupakan tabel pengenalan fisik dari kambn kelompok 25, ciri – ciri dari kambing yang kelompok kami praktikumkan dalah memiliki bentuk badan yang gemuk, memiliki daun telinga panjang dan menggelantung, mempunyai bentuk ammbing yang simetris dan normal dan berwarna putih. Berat kambing kelompok kami yatu rata – rata 50-60 kg. Dari cici-cir diatas dapat disimpulkan bahwa kambing kelompok 25 yaitu berjenis nubian yang berasal dari yang berbulu pendek, mengkilap dan mempunyai warna terang yaitu putih dan coklat. Yang sesuai dengan teori dari (Blakely, 1991) yaitu Bangsa kambing Nubian berasal dari Afrika. Berbulu pendek , mengkilap dan kebany akan berwarna hitam dan coklat dengan telinga yang panjang dan jatuh terkulai. Kambing bersifat sangat lembut , produksi susunya lebih sedikit bila di bandinkan dengan kambing dari Swiss. Tetapi presentasi lemak susu tinggi. Kambing betina mencapai dewasa kelamin pada saat beratnya kira-kira 60 kg, kambing nubian cenderung lebih banyak dagingnya dibandingkan dengan bangsa kambing perah lainya
4.1.2 Faktor Lingkungan
a. Suhu Lingkungan/kandang
Hari dan Tanggal
|
Suhu
| |||||
Dry (oC)
|
Wet (oC)
| |||||
Pagi
|
Siang
|
Sore
|
Pagi
|
Siang
|
Sore
| |
Kamis, 28-09-2017
|
25
|
32
|
28
|
24
|
29
|
27
|
Jumat, 29-09-2017
|
24
|
30
|
31
|
25
|
29
|
29
|
Sabtu, 30-09-2017
|
25
|
28
|
32
|
24
|
26
|
28
|
Minggu, 01-10-2017
|
25
|
28
|
32
|
26
|
29
|
29
|
Senin, 02-10-2017
|
25
|
24
|
Pembahasan :tabel di atas merupakan tabel faktor lingkngan yang kelompok kami praktikm kan. Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa suhu lingkugan pad praktikum kali inireraltif cukup stabil, yaitu antara 25-32 derajat celcius Tabel diatas merupakan hasil dari pengamatan yang kami dapatkan selama praktikum yang di laksanakan pada hari kamis 28 september sampai senin 02 okteber,pengamatan suhu lingkungan dilakukan/diamati menggunakan Alat Higrometer yang telah di sediakan/diletakkan di kandang, pengamatan dilakukan pada pagi hari,siang hari serta sore hari.Pada hari pertama suhu lingkungan pagi hari
Menurut (Yani dan Purwanto, 2006) “Faktor lingkungan yang mempengaruhi produktivitas dari seekor ternak antara lain suhu udara, kelembapan udara, radiasi matahari, dan kecepatan angin. Negara tropis memiliki tingkat kelembapan udara rata-rata sebesar 60 – 90%”.
b. Pengukuran Kelembaban Lingkungan
Hari dan Tanggal
|
Kelembaban (%)
| ||
Pagi
|
Siang
|
Sore
| |
Kamis, 28-09-2017
|
92
|
80
|
93
|
Jumat, 29-09-2017
|
92
|
93
|
86
|
Sabtu, 30-09-2017
|
92
|
86
|
74
|
Minggu, 01-10-2017
|
92
|
93
|
80
|
Senin, 02-10-2017
|
92
|
Pembahasan :
Tabel diatas merupakan hasil dari pengamatan yang kami dapatkan selama praktikum yang di laksanakan pada hari jumat tanggal 28-septembr-2017 sampai 02-okteber-2017,pengamatan kelembaban lingkungan dilakukan/diamati pada pagi hari,siang hari dan sore hari,hasil dari pengukuran kelembaban lingkungan ini didapatkan dari hasil pengamatan suhu lingkungan menggunakan tabel Himidity.Untuk hasil pengamatan pertama yaitu kelembaban pagi hari 92 %,siang hari 80 % dan sore hari 93 %. Hasil Pengamatan kelembaban hari ke dua yaitu kelembaban pagi hari 92 %,siang hari 93 % dan sore hari 86 %.Pada pengamatan kelembaban hari ke tiga hasil pengamatannya yaitu kelembaban pagi hari 92 %,siang hari 86 % dan sore hari 74 %. Pada pengamatan kelembaban hari ke empat hasil pengamatannya yaitu kelembaban pagi hari 92 %,siang hari 93% dan sore hari 74 %.Dan pengamatan kelembaban pada hari kelima hanya dilakukan pada pagi hari,dengan hasil pengamatan yaitu 92 %.Jika dilihat dari hasil pengamatan selama lima hari rata-rata kelembaban yaitu kisaran antara 93% sampai 80% -an.Menurut Literatur (Yani dan Purwanto, 2006) “Faktor lingkungan yang mempengaruhi produktivitas dari seekor ternak antara lain suhu udara, kelembapan udara, radiasi matahari, dan kecepatan angin. Negara tropis memiliki tingkat kelembapan udara rata-rata sebesar 74 – 92%”.
4.1.3 Perkandangan
a. Pengamatan Ukuran Kandang
Variabel
|
Jessy
|
Nensy
| |
Tempat pakan
|
Panjang (cm)
|
170
|
267
|
Lebar (cm)
|
50
|
43
| |
Tnggi/Kedalaman (cm)
|
41
|
41
| |
Kandang
|
Panjang (cm)
|
173
|
267
|
Lebar (cm)
|
155
|
211
| |
Tinggi (cm)
|
205
|
201
| |
Panggung
|
Tinggi (cm)
|
90
|
90
|
Pembahasan :
a. Praktikum dimulai dengan mengamati tampilan kandang kambing yang tempati kambing selama praktikum.Kandang yang kami amati yaitu kandang yang digunakan oleh kambing Jessy dan Nensy.Jessy adalah kambing yang kami gunakan dalam raktikum, kambing ini dalam kondisi sedang bunting,dan Nensy adalah kambing yang kami gunakan dalam raktikum, kambing ini dalam kondisi sedang bunting.
b. Dalam pengamatan perkandangan ini kami mengamati tempat pakan ternak dan mengamati ukuran kandang yang digunakan oleh ternak tersebut.Tempat pakan terletak di luar kandang dan melekat pada dinding kandang dan dapat dibuat dari kayu/papan.Menurut (Soetarno, 2003) “Wadah pakan bisa dibuat dengan anyaman bambu atau papan kayu yang dibentuk seperti bak memanjang. Wadah pakan diletakkan diluar kandang, menempel pada dinding kandang”.
c. Untuk Jessy ukuran tempat pakan yaitu tinggi/kedalaman tempat pakan yaitu 41 cm ,lebar tempat pakan 50 cm dan panjang tempat pakan yaitu 170 cm. Untuk Nenssy ukuran tempat pakan yaitu tinggi/kedalaman tempat pakan yaitu 43 cm,lebar tempat pakan yaitu 41 cm dan panjang tempat pakan 267 cm.Hal ini tidak bersependapat Menurut (Soetarno, 2003) “Wadah pakan dibuat dengan ukuran lebar bagian bawah 30 cm, lebar bagian atas 50 cm dan tinggi 50 cm”.
d. Tipe kandang yang digunkan oleh ternak jessy dan Nenssy ini yaitu kandang panggung.Pada pengamatan ukuran kandang,untuk ukuran kandang jessy yaitu panjang kandang 155 cm,lebar kandang 173 cm,dan tinggi kandang 205 cm,untuk tinggi panggung 205 cm. Pada pengamatan ukuran kandang,untuk ukuran kandang Nenssy yaitu panjang kandang 267 cm,lebar kandang 211cm,dan tinggi kandang 201 cm,untuk tinggi panggung 90 cm.
e. Pengamatan Keadaan Kandang
Variabel
|
Pengamatan
|
Tipe kandang ( Individu, Koloni)
|
Individu
|
Ventilasi (pertukaran udara baik, kurang baik)
|
Baik
|
Drainase (kering, lembab)
|
Lembab
|
Pengelolaan feses (pupuk, tidak digunakan menjadi pupuk)
|
Pupuk
|
Kebersihan kandang (bersih, tidak bersih)
|
Bersih
|
Penilaian (sehat, kurang sehat)
|
Sehat
|
Pembahasan : Untuk pengamatan kandang ,yang kami amati yaitu tipe kandang yang digunakan ternak,ventilasi kandang ternak,Drainase kandang,pengolahan feses ternak dan kebersihan kandang serta penilaian kandang.Untuk tipe kandang yang digunakan yaitu tipe kandang individu,kandang tipe individu ini hanya di tempati oleh satu ternak kambing saja,penggunaan kandang tipe individu ini yaitu agar penelitian bisa meneliti pemberian pakan yang akan dikonsumsi ternak tersebut.
Pada pengamatan ventilasi kandang yang digunakan yaitu baik,dimana udara bisa keluar dan masuk tanpa adanya pengambat.Pengamatan drainase (kering/lembab) yaitu lembab,ini bisa terjadi karena letak/lokasi kandang terletak di daerah rawa sehingga menyebabkan kandang lembab.Pada pengamatan pemanfaatan feses tenak,pemanfaatan feses ini digunakan untuk pupuk,pemanfaatan feses ini untuk pupuk karena didalam feses terdapat banyak zat yang di butuh kan oleh tanaman,jika pupuk feses tersebut diberikan untuk tanaman,tanaman bisa menjadi subur.Pada pengamatan penilaian kandang yaitu bisa dikatakan sehat,karena setiap hari praktikan membersihkan/melakukan sanitasi kandang sehingga kandang menjadi bersih dan sehat. Menurut ( Soekarwati,1986) “Persyaratan umum pembuatan kandang yaitu Ventilasi kandang cukup untuk pertukaran udara atau sirkulasi udara cukup baik,lantai kandang selalu dalam kondisi kering,ini bertujuan mencegah perkembangan sumber penyakit seperti jamur.Ukuran kandang di buat sesuai dengan ukuran dan jenis ternak,sehingga ternak bisa bergerak leluas di dalam kandang,tempat pakan yang lebar sehingga memudahkan ternak mengkonsumsi pakan yang diberikan”.
4.1.4 Evaluasi Pemberian Pakan dan Air Minum
Pakan adalah segala sesuatu yang bisa dimakan dan mau dimakan dan tidak mengganggu kesehatan dari ternak. Pakan yang kami berikan pada ternak kambing perah ada dua jenis yaitu pakan hijauan dan konsentrat. Menurut (Hartanto, 2008). Pakan adalah semua yang bisa dimakan oleh ternak dan tidak mengganggu kesehatannya.
Air minum yang cukup dan berkualitas sangat penting bagi ternak. Air minum yang kami sediakan untuk ternak adalah secara ad libitum
1. Pakan Hijauan
Hari dan Tanggal
|
Nama Kambing
|
Pemberian Hijauan (B/gram)
|
Sisa Hijauan (C/gram)
|
Konsumsi Hijauan (gram)
|
Kamis, 28-09-2017
|
Jessy
49,5 kg
|
8285
|
1516
|
8285-1516 = 6769
|
Jumat, 29-09-2017
|
8235
|
3980
|
8235-3980 = 4255
| |
Sabtu, 30-09-2017
|
8122
|
2230
|
8122-2230 = 5892
| |
Minggu, 01-10-2017
|
8050
|
2040
|
8050-2040 = 6010
| |
Kamis, 28-09-2017
|
Nensy
55 kg
|
8060
|
1505
|
8060-1505 = 6555
|
Jumat, 29-09-2017
|
8335
|
3890
|
8335-3890 = 4445
| |
Sabtu, 30-09-2017
|
8320
|
2450
|
8320-2450 = 5870
| |
Minggu, 01-10-2017
|
8224
|
2335
|
8224-2335 = 5889
|
Pembahasan : Pakan hijauan merupakan sumber serat kasar bagi ternak yang di peruntukan untuk memaksimalkan energi yang dihasilkan dan produksi dari dari ternak tersebut. Pakan hijauan yang kami berikan adalah campuran rerumputan hijau dengan leguminosa. Pakan diberikan 10% dari berat tubuh dan ada sedikit tambahan. Hal ini difungsikan agar tidak kehabisan jumlah pakan pada hari itu. Menurut (Rasyid, 2012) Pakan merupakan sumber energy utama untuk pertumbuhan dan pembangkit tenaga bagi ternak. Makin baik mutu dan jumlah pakan yang diberikan, makin besar tenaga yang ditimbulkan dan makin besar pula energy yang tersimpan dalam bentuk daging. Pakan dapat digolongkan kedalam sumber protein, sumber energy dan sumber-sumber serat kasar. Kemudian menurut (Retnani, et, al. 2010) Hijauan pakan ternak merupakan sumber serat kasar yang utama yang berasal dari tanaman yang berwarna hijau. Agar pakan tersebut dapat bermanfaat bagi ternak untuk menghasilkan suatu produk, pakan harus diketahui kandungan zat-zat yang terkandung didalamnya seperti air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Dan menurut (Prabowo. Dkk, 2008) Dalam setiap hari ternak memerlukan pakan hijauan kira-kira 10% dari berat badannya dan juga pakan tambahan 1% - 2% dari berat badannya. Anggapan ketiganya sudah jelas bahwa pakan hijauan sangat penting bagi ternak sebagi sumber serat kasar dan sumber energi utama pertumbuhan dan pembangkit tenaga bagi ternak. Dan anggapan (Prabowo Dkk,2008) tentang pemberian pakan hijauan dengan jumlah 10% di tambah pakan tambahan 1-2% adalah benar adanya dengan yang kami lakukan.
Pada Kambing 1 yang bernama Nensy, Kami memberikan pakan hijauan pada hari kamis tanggal 28 September 2017 adalah 8060 gram dengan sisa 1505 gram. Pakan hijauan yang kami berikan pada hari jumat, tanggal 29 September 2017 adalah 8335 gram dengan sisa 3890 gram. Pakan hijauan yang kami berikan pada hari sabtu, tanggal 30 September 2017 adalah 8320 gram dengan sisa 2450 gram Pakan hijauan yang kami berikan pada hari senin, tanggal 1 okteber 2017 adalah 8224 gram dengan sisa 2335 gram. Dari data diatas, dapat dihitung konsumsi pakan dalam seahari yaitu dengan cara pemberian dikurang dengan sisa dan akan didapatkan konsumsi dari kambing. Sesuai dengan (Rasyaf,2006) bahwa konsumsi pakan merupakan jumlah dari pakan yang diberikan dikurangi dengan jumlah pakan yang tersisa dan tercecer. Dengan demikian didapat hasil konsumsi dari tanggal 28 september – 02 okteber 2017 secara berturut-turut adalah 6769 gram, 4255 gram , 5892 gram dan 6010 gram untuk jessy. Dari hasil itu juga kami dapat menyimpulkan bahwa konsumsi pakan hijauan Jessy meningkat dari hari pertama sampai dengan hari ketiga yaitu tanggal 08-10 September 2017, namun pada hari keempat tanggal 11 September mengalami penurunan konsumsi pakan.
Pada Kambing 2 yang bernama jesy. Kami memberikan pakan 6769 untuk hari pertama 4255 untuk hari kedua 5892 untuk hari ketiga dan 6010 gram untuk hari keempat Dengan cara perhitungan yang sama dengan yang di atas maka didapat konsumsi Nensi dari tanggal 28 sebtember – 02 okteber 2017 secara berturut-turut adalah 6555 gram, 4445 gram, 5870 gram dan 6769 gram untuk nensy dan. Dari data itu dapat disimpulkan bahwa konsumsi pakan hijauan Nensi mengalami naik turunnya konsumsi pakan.
Jumlah BK, PK, TDN
Jenis Hijauan
|
Kandungan BK(%)
|
Kandungan PK(%)
|
Kandungan TDN(%)
|
Rumput
|
20
|
7
|
50
|
Legum
|
15
|
15-23
|
40
|
Rumput+ Legum
|
17
|
10,75
|
45
|
Karena kami memberikan pakan ternak adalah campuran antara rumput dan legum, maka BK adalah 17% , PK 10,75 % dan TDN 45 %.
a. Pemberian BK, PK, dan TDN
Hari dan Tanggal
|
Nama dan Berat Kambing
|
Pemberian BK Hijauan = (B) x 17 % (D)
|
Pemberian PK Hijauan = (B) x BK x PK (E))
|
Pemberian Energi Hijauan = B x BK x TDN (F)
|
Kamis, 28-09-2017
|
Jessy
49,5 kg
|
8,285 x17% =1,40
|
8,285 x17% x 10,75%=0,15
|
8,285 x17% x 45% =0,63
|
Jumat, 29-09-2017
|
8,235 x17% =1,39
|
8,235 x17% x 10,75% =0,14
|
8,235 x17% x 45 % =0,62
| |
Sabtu, 30-09-2017
|
8,122 x17% =1,38
|
8,122 x17% x 10,75%=0,14
|
8,122 x17% x 45 % =0,62
| |
Minggu, 01-10-2017
|
8,050 x17% =1,36
|
8,050 x17% x 10,75% =0,14
|
8,050 x17% x 45 %=0,61
| |
Kamis, 28-09-2017
|
Nensi
55 kg
|
8,060 x17% =1,37
|
8,060 x17% x 10,75% =0,14
|
8,060 x17% x 45 % =0,61
|
Jumat, 29-09-2017
|
8,335 x17% =1,41
|
8,335 x17% x 10,75% =0,15
|
8,335 x17% x 45 % =0,63
| |
Sabtu, 30-09-2017
|
8,320 x17% =1,41
|
8,320 x17% x 10,75% =0,15
|
8,320 x17% x 45 % =0,63
| |
Minggu, 01-10-2017
|
8,224 x17% =1,39
|
8,224 x17% x 10,75% =0,14
|
8,224 x17% x 45 % =0,62
|
Pembahasan : Selanjutnya adalah menghitung BK, PK, dan TDN pada pakan yang kami berikan pada ternak. BK adalah singkatan dari bahan kering. Bahan Kering sendiri adalah Pakan yang sudah tidak mempunyai kandungan air lagi. PK singkatan dari Protein Kasar. Dan TDN adalah total nutrisi yang tercerna pada ternak. Cara menghitung pemberian BK hijauan adalah dengan cara mengalikan pemberian hijauan dan kepastian kandungan BK . Pemberian PK hijauan dengan mengalikan pemberian hijauan dengan kepastian kandungan BK dan PK. Dan pemberian TDN hijauan dengan mengalikan pemberian pakan hijauan dengan kepastian kandungan BK dan TDN. Karena kami memberikan pakan ternak adalah campuran antara rumput dan legum, maka kepastian BK adalah 17% , PK 10,75 % dan TDN 45 %.
Sisa BK, PK, dan TDN
Hari dan Tanggal
|
Nama dan Berat Kambing
|
Sisa BK Hijauan = (C) x 17 % (G)
|
Sisa PK Hijauan = (C) x BK x PK (H)
|
Sisa Energi Hijauan = C x BK x TDN (I))
|
Kamis, 28-09-2017
|
Jessy
(49,5 Kg)
|
1,516 x17% =0,25
|
1,516 x 17% x 10,75% =0,02
|
1,516 x 17% x 45% =0,11
|
Jumat, 29-09-2017
|
3,890 x 17% =0,67
|
3,890 x 17% x 10,75% =0,07
|
3,890 x 17% x 45% =0,30
| |
Sabtu, 30-09-2017
|
2,230 x17% =0,38
|
2,230 x 17% x 10,75% =0,04
|
2,230 x 17% x 45% =0,17
| |
Minggu, 01-10-2017
|
2,040 x17% =0,34
|
2,040 x 17 x 10,75% =0,03
|
2,040 x 17% x 45% =0,15
| |
Kamis, 28-09-2017
|
Nensi
(55 Kg)
|
1,505 x 17% =0,25
|
1,505 x 17% x 10,75% =0,02
|
1,505 x 17% x 45% =0,11
|
Jumat, 29-09-2017
|
3,890 x 17% =0,66
|
3,890 x 17% x 10,75% =0,07
|
3,890 x 17% x 45% =0,29
| |
Sabtu, 30-09-2017
|
2,450 x 17% =0,41
|
2,450 x 17% x 10,75% =0,04
|
2,450 x 17% x 45% =0,18
| |
Minggu, 01-10-2017
|
2,335 x 17% =0,39
|
2,335 x 17% x 10,75% =0,04
|
2,335 x 17% x 45% =0,17
|
Pembahasan : Kemudian adalah menghitung BK, PK, dan TDN pada sisa pakan dari yang kami berikan pada ternak.Cara dan rumusnya sama dengan mencari BK, PK dan TDN pada pemberiaan pakan hijauan. Hanya saja yang ini adalah sisanya bukan pemberiannya.
Pada kambing 1 Jessy, sisa pakan hijauan dari tanggal 02 september – 2 okteber 2017 secara berturut-turut adalah 6555 gram , 4445 gram 5870 gram dan 5889 gram dengan menggunakan rumus sisa BK hijauan (sisa pakan hijauan (C) x Kandungan BK ) didapatkan hasil dari tanggal 08-11 September 2017 secara berturut adalah 376,55 gram, 170,85 gram, 237,15 gram, dan 323 gram. Sisa PK hijauan dengan rumus (Sisa pakan hijauan (C) x Kandungan BK x Kandungaan PK) di dapat hasil dari tanggal 08-11 September 2017 secara berturut-turut adalah 40,47 gram, 18,36 gram, 25,5 gram dan 34,72 gram. Dan Sisa energi hijauan (TDN) dengan menggunakan rumus (Sisa pakan hijauan (C) x Kandungan BK x Kandungan TDN ) didapat hasil secara berturut-turut adalah 500 gram 330 gram 440 gram dan 450 gram
Pada kambing 2 Nensi, sisa pakan hijauan dari tanggal 28 September- 02 okteber 2017 secara berturut-turut adalah 6769 gram , 4255 gram 5892 gram dan 6010b gram dengan menggunakan rumus sisa BK hijauan (sisa pakan hijauan (C) x Kandungan BK ) didapatkan hasil dari tanggal 08-11 September 2017 secara berturut adalah 477,7 gram, 219,3 gram, 464,1 gram, dan 465,4 gram. Sisa PK hijauan dengan rumus (Sisa pakan hijauan (C) x Kandungan BK x Kandungaan PK) di dapat hasil dari tanggal 08-11 September 2017 secara berturut-turut adalah 51,35 gram, 23,57 gram, 49,89 gram dan 47,88 gram. Dan Sisa energi hijauan (TDN) dengan menggunakan rumus (Sisa pakan hijauan (C) x Kandungan BK x Kandungan TDN ) didapat hasil secara berturut-turut adalah 510 gram 320 gram 450 gram dan 450 gram
b. Konsumsi nutrisi BK, PK dan TDN hijauan
Hari dan Tanggal
|
Nama dan Berat Kambing
|
Konsumsi BK = D – G
|
Konsumsi PK = E – H
|
Konsumsi TDN = F – I
|
Kamis, 28-09-2017
|
Jessy
49,5 kg
|
1,40 – 0,25 = 1,15
|
0,15 – 0,02 = 0,13
|
0,63 – 0,11 = 0,52
|
Jumat, 29-09-2017
|
1,39 – 0,67 = 0,72
|
0,14 – 0,07 = 0,07
|
0,62 – 0,30 = 0,32
| |
Sabtu, 30-09-2017
|
1,38 – 0,38 = 1
|
0,14 – 0,04 = 0,10
|
0,62 – 0,17 = 0,45
| |
Minggu, 01-10-2017
|
1,36 – 0,34 = 1,02
|
0,14 – 0,03 = 0,11
|
0,61 – 0,15 = 0,46
| |
Kamis, 28-09-2017
|
Nensy
55 kg
|
1,37 – 0,25 = 1,12
|
0,14 – 0,02 = 0,12
|
0,61 – 0,11 = 0,50
|
Jumat, 29-09-2017
|
1,41 – 0,66 = 0,75
|
0,15 – 0,07 = 0,08
|
0,63 – 0,29 = 0,34
| |
Sabtu, 30-09-2017
|
1,41 – 0,41 = 1
|
0,15 – 0,04 = 0,11
|
0,63 – 0,18 = 0,45
| |
Minggu, 01-10-2017
|
1,39 – 0,039 = 1
|
0,14 – 0,04 = 0,11
|
0,62 – 0,17 = 0,45
|
Pembahasan :
Dari dua tabel sebelumnya diatas, dapat dihitung konsumsi nutrisi BK, PK dan TDN hijauan dalam sehari atau perhari yaitu dengan cara pemberian konsumsi nutrisi BK, PK dan TDN dikurang dengan sisa konsumsi nutrisi BK, PK dan TDN dan akan didapatkan konsumsi nutrisi BK, PK dan TDN dari kambing. Sesuai dengan (Rasyaf,2006) bahwa konsumsi pakan merupakan jumlah dari pakan yang diberikan dikurangi dengan jumlah pakan yang tersisa dan tercecer.
Pada kambing 1 Jessy, didapat hasil konsumsi nutrisi BK Secara berturut-turut adalah dan sisa konsumsi nutrisi BK dari tanggal 08-11 September 2017 secara berturut-turut adalah adalah 376,55 gram, 170,85 gram, 237,15 gram, dan 323 gram. Sehingga hasil pengurangan dari konsumsi nutrisi BK dengan sisa konsumsi BK didapat hasil dari tanggal 08-11 September 2017 secara berturut-turut adalah 688,5 gram, 862,75 gram, 883,15 gram dan 751,4 gram. Hasil konsumsi nutrisi PK dari tanggal 08-11 September 2017 secara berturut-turut adalah 114,5 gram, 111,11 gram, 120,43 gram dan 115,5 gram. dan sisa konsumsi nutrisi PK dari tanggal 08-11 September 2017 secara berturut-turut adalah 40,47 gram, 18,36 gram, 25,5 gram dan 34,72 gram. Sehingga hasil pengurangan dari konsumsi nutrisi PK dengan sisa konsumsi PK didapat hasil dari tanggal 08-11 September 2017 secara berturut-turut adalah 74,03 gram, 92,75 gram, 94,93 gram dan 80,78 gram. Hasil konsumsi TDN dari tanggal 08-11 September 2017 secara berturut-turut adalah 479,27 gram, 465,12 gram, 504,13 gram, dan 483,48 gram. dan sisa konsumsi TDN dari tanggal 08-11 September 2017 secara berturut-turut adalah 169,44 gram, 76,88 gram, 106,71 gram, dan 145,35 gram. Sehingga hasil pengurangan dari konsumsi TDN dengan sisa konsumsi TDN didapat hasil dari tanggal 08-11 September 2017 secara berturut-turut adalah 309,83 gram, 388,24 gram, 397,42 gram dan 338,13 gram.
Pada kambing 2 Nensi, didapat hasil konsumsi nutrisi BK dari tanggal 08-11 September 2017 secara berturut-turut adalah 1053,15 gram, 1130,5 gram, 1020,85 gram, dan 1182,35 gram.dan sisa konsumsi nutrisi BK dari tanggal 08-11 September 2017 secara berturut-turut adalah 477,7 gram, 219,3 gram, 464,1 gram, dan 465,4 gram. Sehingga hasil pengurangan dari konsumsi nutrisi BK dengan sisa konsumsi BK didapat hasil dari tanggal 08-11 September 2017 secara berturut-turut adalah 575,45 gram, 911,2 gram, 556,75 gram dan 736,95 gram. Hasil konsumsi nutrisi PK dari tanggal 08-11 September 2017 secara berturut-turut adalah 113,21 gram, 121,52 gram, 109,74 gram dan 127,1. dan sisa konsumsi nutrisi PK dari tanggal 08-11 September 2017 secara berturut-turut adalah 51,35 gram, 23,57 gram, 49,89 gram dan 47,88 gram.. Sehingga hasil pengurangan dari konsumsi nutrisi PK dengan sisa konsumsi PK didapat hasil dari tanggal 08-11 September 2017 secara berturut-turut adalah 61,86 gram, 97,75 gram, 59,85 gram dan 79,22 gram. Hasil konsumsi TDN dari tanggal 08-11 September 2017 secara berturut-turut adalah 473,91 gram, 508,725 gram, 459,38 gram dan 532,05 gram. dan sisa konsumsi TDN dari tanggal 08-11 September 2017 secara berturut-turut adalah 214,945 gram, 98,68 gram, 204,84 gram, dan 200,43 gram. Sehingga hasil pengurangan dari konsumsi TDN dengan sisa konsumsi TDN didapat hasil dari tanggal 08-11 September 2017 secara berturut-turut adalah 258 gram, 410,045 gram, 254,54 gram dan 331,62 gram.
2. Pakan Konsentrat
Pakan konsentrat merupakan pakan tambahan untuk memenuhi kekurangan nutrisi dari pakan hijauan. Pakan konsentrat yang kami berikan pada ternak yang kami praktikumkan adalah campuran antara ampas tahu, Bungkil Intis Sawit (BIS) dan mineral.
a. Pakan Kosentrat(Pagi dan Sore)
Hari dan Tanggal
|
Nama dan Berat Kambing
|
Pemberian Konsentrat (gram) (Pagi + Sore)
|
Sisa Konsentrat (gram) (Pagi + Sore)
|
Konsumsi Konsentrat (gram)
|
Kamis, 28-09-2017
|
Jessy
49,5 kg
|
1515 + 1513 = 3028
|
0 + 0 = 0
|
3028 – 0 = 3028
|
Jumat, 29-09-2017
|
1505 + 1502 = 3007
|
0 + 0 = 0
|
3007 – 0 = 3007
| |
Sabtu, 30-09-2017
|
1504 + 1503 = 3007
|
0 + 0 = 0
|
3007 – 0 = 3007
| |
Minggu, 01-10-2017
|
1514 + 1512 = 3026
|
0 + 0 = 0
|
3026 – 0 = 3026
| |
Kamis, 28-09-2017
|
Nensy
55 kg
|
1505 + 1508 = 3013
|
0 + 0 = 0
|
3013 – 0 = 3013
|
Jumat, 29-09-2017
|
1516 + 1506 = 3022
|
0 + 0 = 0
|
3022 – 0 = 3022
| |
Sabtu, 30-09-2017
|
1509 + 1508 = 3017
|
0 + 0 = 0
|
3017 – 0 = 3017
| |
Minggu, 01-10-2017
|
1512 + 1509 = 3021
|
0 + 0 = 0
|
3021 – 0 = 3021
|
Pembahasan :
Pakan konsentrat yang kami berikan adalah berupa campuran antara ampas tahu, bungkil inti sawit dan mineral. Konsentrat diberikan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari sebelum memberikan pakan hijauan. Menurut (Retnani, et, al. 2010) Konsentrat adalah pakan jadi yang siap diberikan kepada ternak yang sudah disusun dari berbagai jenis bahan pakan yang sudah dihitung (dikalkulasi) sebelumnya berdasarkan kebutuhan industry dan energy yang diperlukan. Dan menurut (Agus AM,2007) Pakan konsentarat diberikan pada pagi dan sore hari sebelum diberi pakan hijauan. Diusahakan pakan konsentrat yang diberikan segera dihabiskan oleh kambing karena pakan ini mudah ditumbuhi jamur. Untuk menambah nafsu makan kambing, pakan konsentrat bisa ditambah sedikit garam, gula merah, atau tetes tebu.
Ampas tahu adalah salah satu bahan yang bisa dipakai sebagai bahan penyusun ransum.Sampai saat ini ampas tahu cukup mudah didapat dan harga murah,bahkan bisa didapat dengan Cuma-Cuma.Ampas tahu yang merupakan limbah industri tahu memiliki kelebihan yaitu kandungan protein yang cukup tinggi.Namun apmpas tahu memiliki kelemahan sebagai bahan pakan yaitu kandungan serat kasar dan air yang tinggi,(Masturi et al,1992).
Ampas tahu dalam keadaan segar berkadar air sekitar 84,5 % dari bobotnya.Ampas tahu kering mengandung air 10-15,5% dari bobotnya.Komposisi nutrisi/kimia yang ada dalam ampas tahu segar yaitu BK 14,69 %,PK 2,91 %,SK 3,76 %,Lemak Kasar 1,39 % abu 0,58 % dan BETN 6,05 % (Widjatmoko,1996).
b. Pemberian BK, PK dan TDN Konsentrat
Hari dan Tanggal
|
Nama dan Berat Kambing
|
Pemberian BK konsentrat = JxBK % (N)
|
Pemberian PK konsentrat = JxBKxL (O)
|
Pemberian energi konsentrat = JxBKxM (P)
|
Kamis, 28-09-2017
|
Jessy
49,5 kg
|
3,028 x 20% = 0,60
|
3,028 x 20% x 17,69% = 0,107
|
3,028 x 20% x 52,41% = 0,317
|
Jumat, 29-09-2017
|
3,007 x 20% = 0,60
|
3,007 x 20% x 17,69% = 0,107
|
3,007 x 20% x 52,41% = 0,315
| |
Sabtu, 30-09-2017
|
3,007 x 20% = 0,60
|
3,007 x 20% x 17,69% = 0,107
|
3,007 x 20% x 52,41% = 0,315
| |
Minggu, 01-10-2017
|
3026 x 20% = 0,60
|
3,026 x 20% x 17,69% = 0,107
|
3,026 x 20% x 52,41% = 0,317
| |
Kamis, 28-09-2017
|
Nensi
55 kg
|
3,013 x 20% = 0,60
|
3,013 x 20% x 17,69% = 0,106
|
3,013 x 20% x 52,41% = 0,315
|
Jumat, 29-09-2017
|
3,022 x 20% = 0,60
|
3,022 x 20% x 17,69% = 0,107
|
3,022 x 20% x 52,41% = 0,317
| |
Sabtu, 30-09-2017
|
3,017 x 20% = 0,60
|
3,017 x 20% 17,69% = 0,106
|
3,017 x 20% x 52,41% = 0,315
| |
Minggu, 01-10-2017
|
3,021 x 20% = 0,60
|
3,021 x 20% x 17,69% = 0,107
|
3,021 x 20% x 52,41% = 0,316
|
Pembahasan :
Selanjutnya adalah menghitung BK, PK, dan TDN pada pakan yang kami berikan pada ternak. Cara menghitung pemberian BK konsentrat adalah dengan cara mengalikan pemberian konsentrat dan kandungan BK yang telah dihitung sebelumnya. Pemberian PK hijauan dengan mengalikan pemberian konsentrat dengan kandungan BK dan PK. Dan pemberian TDN konsentrat dengan mengalikan pemberian pakan konsentrat dengan kepastian kandungan BK dan TDN. BK adalah 26,36% , PK 22,1 % dan TDN 73,33 %.
Pada kambing 1 Jessy, pemberian pakan konsentrat setelah ditambah pagi dan sore secara berturut-turut adalah 3013 gram, 3022 gram 3017 3012 gram dengan menggunakan rumus pemberian BK konsentrat (pemberian pakan konsentrat (J) x Kandungan BK ) didapatkan hasil dari tanggal 08-11 September 2017 secara berturut adalah 685,62 gram, 686,94 gram, 688,26 gram, dan 791,06 gram. Pemberian PK konsentrat dengan rumus (Pemberian pakan konsentrat (J) x Kandungan BK x Kandungaan PK) di dapat hasil dari tanggal 08-11 September 2017 secara berturut-turut adalah 151,52 gram, 151,81 gram, 152,1 gram dan 174,82 gram. Dan pemberian energi konsentrat (TDN) dengan menggunakan rumus (Pemberian pakan konsentrat (J) x Kandungan BK x Kandungan TDN ) didapat hasil secara berturut-turut adalah
0,315 Kg , 0,317 Kg0,315 kg dan 0,316 kg
Pada kambing 2 Nensi, pemberian pakan konsentrat setelah ditambah pagi dan sore dari berturut-turut adalah 3028 gram, 3007 gram dan 3007 gram dan 3026 gramdengan menggunakan rumus pemberian BK konsentrat (pemberian pakan konsentrat (J) x Kandungan BK ) didapatkan hasil secara berturut adalah 550,924 gram, 529,57 gram, 531,68 gram, dan 528,78 gram. Pemberian PK konsentrat dengan rumus (Pemberian pakan konsentrat (J) x Kandungan BK x Kandungaan PK) di dapat hasil dari tanggal 08-11 September 2017 secara berturut-turut adalah 121,75 gram, 117,03 gram, 117,5 gram, dan 116,86 gram. Dan pemberian energi konsentrat (TDN) dengan menggunakan rumus (Pemberian pakan konsentrat (J) x Kandungan BK x Kandungan TDN ) didapat hasil secara berturut-turut adalah 0,317 kg 0,315 Kg 0, 315 Kg 0,317 Kg
c. Sisa BK, PK dan TDN konsentrat
Hari dan Tanggal
|
Nama dan Berat Kambing
|
Sisa BK konsentrat = KxBK (Q)
|
Sisa PK konsentat = KxBKxPK (R)
|
Sisa TDN konsentrat (S))
|
Kamis, 28-09-2017
|
Jessy
49,5 kg
|
0 x 20% = 0
|
0 x 20% x 17,69% = 0
|
0 x 20% x 52,41% = 0
|
Jumat, 29-09-2017
|
0 x 20% = 0
|
0 x 20% x 17,69% = 0
|
0 x 20% x 52,41% = 0
| |
Sabtu, 30-09-2017
|
0 x 20% = 0
|
0 x 20% x 17,69% = 0
|
0 x 20% x 52,41% = 0
| |
Minggu, 01-10-2017
|
0 x 20% = 0
|
0 x 20% x 17,69% = 0
|
0 x 20% x 52,41% = 0
| |
Kamis, 28-09-2017
|
Nensi
55 kg
|
0 x 20% = 0
|
0 x 20% x 17,69% = 0
|
0 x 20% x 52,41% = 0
|
Jumat, 29-09-2017
|
0 x 20% = 0
|
0 x 20% x 17,69% = 0
|
0 x 20% x 52,41% = 0
| |
Sabtu, 30-09-2017
|
0 x 20% = 0
|
0 x 20% x 17,69% = 0
|
0 x 20% x 52,41% = 0
| |
Minggu, 01-10-2017
|
0 x 20% = 0
|
0 x 20% x 17,69% = 0
|
0 x 20% x 52,41% = 0
|
c. Konsumsi nutrisi BK, PK dan TDN konsentrat
Hari dan Tanggal
|
Nama dan Berat Kambing
|
Konsumsi BK konsentrat = N-Q(T)
|
Konsumsi PK konsentrat = O-R (U)
|
Konsumsi TDN konsentrat = P-S (V)
|
Kamis, 28-09-2017
|
Jessy
49,5 kg
|
0,60 – 0 = 0,60
|
0,107 – 0 = 0,107
|
0,317 – 0 = 0,317
|
Jumat, 29-09-2017
|
0,60 – 0 = 0,60
|
0,106 – 0 = 0,106
|
0,315 – 0 = 0,315
| |
Sabtu, 30-09-2017
|
0,60 – 0 = 0,60
|
0,106 – 0 = 0,106
|
0,315 – 0 = 0,315
| |
Minggu, 01-10-2017
|
0,60 – 0 = 0,60
|
0,107 – 0 = 0,107
|
0,317 – 0 = 0,317
| |
Kamis, 28-09-2017
|
Nensi
55 kg
|
0,60 – 0 = 0,60
|
0,105 – 0 = 0,105
|
0,315 – 0 = 0,315
|
Jumat, 29-09-2017
|
0,60 – 0 = 0,60
|
0,107 – 0 = 0,107
|
0,317 – 0 = 0,317
| |
Sabtu, 30-09-2017
|
0,60 – 0 = 0,60
|
0,106 – 0 = 0,106
|
0,315 – 0 = 0,315
| |
Minggu, 01-10-2017
|
0,60 – 0 = 0,60
|
0,107 – 0 = 0,107
|
0,316 – 0 = 0,316
|
Konsumsi Nutrisi Total
Hari dan Tanggal
|
Nama dan Berat Kambing
|
Konsumsi BK total = Konsumsi BK Hijauan + Konsentrat
|
Konsumsi PK total = konsumsi PK Hijauan+Konsentrat
|
Konsumsi Energi total = Konsumsi (TDN) hijauan + Konsentrat
|
Kamis, 28-09-2017
|
Jessy
49,5 kg
|
1,15 + 0,60 = 1,75
|
0,13 + 0,105 = 0,235
|
0,52 + 0,315 = 0,835
|
Jumat, 29-09-2017
|
0,72 + 0,60 = 1,32
|
0,07 + 0,107 = 0,177
|
0,32 + 0,317 = 0,637
| |
Sabtu, 30-09-2017
|
1 + 0,60 = 1,60
|
0,10 + 0,106 = 0,206
|
0,45 + 0,315 = 0,765
| |
Minggu, 01-10-2017
|
1,02 + 0,60 = 1,62
|
0,11 + 0,107 = 0,217
|
0,46 + 0,316 = 0,776
| |
Kamis, 28-09-2017
|
Nensi
55 kg
|
1,12 + 0,60 = 1,72
|
0,12 + 0,107 = 0,227
|
0,50 + 0,317 = 0,367
|
Jumat, 29-09-2017
|
0,75 + 0,60 = 1,35
|
0,08 + 0,106 = 0,186
|
0,34 + 0,315 = 0,655
| |
Sabtu, 30-09-2017
|
1 + 0,60 = 1,60
|
0,11 + 0,106 = 0,216
|
0,45 + 0,315 = 0,765
| |
Minggu, 01-10-2017
|
1 + 0,60 = 1,60
|
0,11 + 0,107 = 0,217
|
0,45 + 0,317 = 0,767
|
4.4. Pemberian Air Minum
Hari dan Tanggal
|
Nama dan Berat Kambing
|
Pemberian Air (ml)
|
Sisa Air (ml)
|
Konsumsi Air (ml)
|
Kamis, 28-09-2017
|
Jessy
49,5 kg
|
2000
|
1600
|
2000 – 1600 = 400
|
Jumat, 29-09-2017
|
2000
|
1100
|
2000 – 1100 = 900
| |
Sabtu, 30-09-2017
|
2000
|
1800
|
2000 – 1800 = 200
| |
Minggu, 01-10-2017
|
2000
|
1700
|
2000 – 1700 = 300
| |
Kamis, 28-09-2017
|
Nensi
55 kg
|
2000
|
1700
|
2000 – 1700 = 300
|
Jumat, 29-09-2017
|
2000
|
1900
|
2000 – 1900 = 100
| |
Sabtu, 30-09-2017
|
2000
|
1800
|
2000 – 1800 = 200
| |
Minggu, 01-10-2017
|
2000
|
1600
|
2000 – 1600 = 400
|
4.1.5 Kesehatan dan Penyakit
Nama dan berat Kambing
|
Penyakit yang pernah ada
|
Tanda-Tanda
|
Obat-Obatan
|
Tampilan
ternak
|
Kondisi bulu
|
Gerakan
|
Jessy
49,5 kg
|
Tidak Ada
|
Tidak Ada
|
Tidak Ada
|
Sehat
|
Rontok Sedikit
|
Lincah
|
Nensy
55 kg
|
Tidak Ada
|
Tidak Ada
|
Tidak Ada
|
Sehat
|
Rontok Sedikit
|
Lincah
|
Pembahasan : Pada pengamatan kesehatan dan penyakit ternak,kami mengamati penyakit yang pernah muncul dan mengamati tanda-tanda penyakit tersebut dan obat-obatan apa yang digunakan dalam penyebuhan penyakit tersebut.Selain itu kami melihat bagaimana kondisi ternak sehat dengan cara mengamati tampilan ternak,kondisi bulu ternak dan gerakkan ternak. Untuk pengamatan kambing Nenssy dengan BB 51 kg,kambing ini belum pernah terkena penyakit,ini bisa dilihat dari hasil pengamatan tampilan ternak tersebu,kondisi bulu ternak dan gerakkan ternak.Walaupun ternak belum pernah terkena penyakit,tidak berkemungkinan ternak itu selamanya sehat/tidak terserang penyakit,hal ini di perjelas oleh literatur (Kaleka dan Haryadi,2013) “Pengetahuan penyakit pada kambing memang perlu dikuasai oleh peternak. Meskipun janrang sakit, bukan berarti kambing tidak bisa sakit. Beberapa penyakit yang seringkali menyerang ternak kambing yaitu cacingan yang disebabkan oleh cacing gilik atau cacing pita, kudis atau kurap yang disebabkan oleh parasit kulit Sarcoptes, Mastitis merupakan penyakit infeksi pada ambing yang disebabkan oleh bakteri, kuku busuk disebabkan oleh mikroorganisme Fusiformis microphorus, Penyakit orf yang disebabkan oleh virus”.
Hasil yang kami dapatkan pada pengamatan tampilan ternak, pengamatan kondisi bulu ternak dan pengamatan gerakkan ternak.Jessy tergolong/bisa dikatakan ternak kambing dalam kondisi sehat,karena kondisi bulu yang dimilikinya yaitu agak rontok sedikit,gerakkan yang nampak pada jessy yaitu lincah,jadi Jessy dapat dikatakan ternak yang sehat.Untuk Nensy tergolong/bisa dikatakan ternak kambing dalam kondisi sehat,karena kondisi bulu yang dimilikinya yaitu agak rontok sedikit,gerakkan yang nampak pada Nensy yaitu lincah,jadi Nensy dapat dikatakan ternak yang sehat.Hal ini di jelaskan oleh literatur menurut (AAK,1992) “Secara umum, tanda-tanda ternak yang sehat adalah produksi susu harian relatif stabil, produksi susu akan meningkat pada awal laktasi, stabil pada pertengahan laktasi, dan menurun sedikit demi sedikit sampai saat mendekati masa kering, nafsu makan besar (ternak akan senang dan suka serta memakan makanan yang diberikan), ternak memiliki mata yang cera, jernih dan tajam, feses dan urine (ternak akan mengeluarkan feses dan urine sebanyak 7-8% bobot tubuhnya, sedangkan warna kotoran seuai dengan jenis pakan yang diberikan), kaki kuat, mulut basah dan gerakan lincah”.
4.2 Pemerahan
Tanggal
|
Seli
|
Nensi
| ||
Kamis,26-10-2017
|
Pagi(ml)
|
Sore(ml)
|
pagi(ml)
|
sore(ml)
|
1130
|
940
|
900
|
550
|
Salsa
|
Josephin
|
Yani
| |||
Pagi(ml)
|
Sore(ml)
|
Pag(ml)i
|
Sore(ml)
|
Pagi(ml)
|
Sore(ml)
|
1180
|
580
|
700
|
600
|
2280
|
1250
|
Pembahasan :
Pada praktikum pemerahan, dilakukan pada pagi hari tanggal 26-10-2017. Kambing yang kami praktikumkan untuk diperah adalah Jessy dan Nensy. Sebelum melakukan pemerahan, pemerah harus dalam keadaan bersih, agar kualitas susu yang dihasilkan terjaga. Kuku tangan tidak boleh panjang dan sebelum melakukan pemerahan, mencuci tangan dengan air hangat agar kuman-kuman yang ada di tangan mati. Setelah itu, membersihkan ambing dengan kain lap yang diberi air hangat.
Hal ini diperjelas oleh literatur menurut (Saleh, 2004) “Ada 2 cara pemerahan yaitu pemerahan dengan tangan danpemerahan secara mekanis (dengan mesin). Pemerahan dengan tangan dapat dilakukan dengan cara menggunakan 5 jari dan menggunakan 2 jari. Pada pemerahan dengan menggunakan 5 jari yaitu puting susu di pegang antara ibu jari dan keempat jari lainnya, kemudian seluruh jari menekan bersama sampai air susu keluar. Pada pemerahan dengan 2 jari ini membuat ternak mudah sakit dan menyebabkan ambing dan puting mudah basah oleh air susu sehingga dapat membiakkan kuman-kuman diatas kulit”.
Setelah selesai diperah, ambing kambing dibersihkan dan diberi desinfektan agar ambing / puting kambing tidak terinfeksi oleh bakteri. Adapun tata cara pemerahan yaitu dengan menekan tengah ambing dengan jari telunjukj dan jempol lalu dilakukan penekanan ambing dengan jari yang lain. Yang perlu diperhatikan disaat pemerahan adalah penekanan jari telunjuk dan jempol harus ditekan dengan kuat agar susu tidak naik keatas agar kambing tidak mengalami stress.
Setelah pemerahan sudah dilakukan,selanjutnya hal yang harus dilakukan adalah membersihkan puting kambing menggunakan desinfektan,ini bertujuan agar ambing/puting tidak terinfeksi oleh bakteri.Hal ini diperjelas oleh (Syarief dan Harianto, 2011) “ Selesai diperah, ambing dilap menggunakan kain yang telah dibasahi oleh desinfektan. Kemudian dilap kembali dengan kain yang kering. Setelah itu ,puting juga dicelupkan ke dalam cairan desinfektan selama 4 detik. Semua peralatan yang digunakan untuk memerah juga harus dibersihkan, kemudian dikeringkan. Susu hasil pemerahan juga harus segera ditimbang, dicatat, kemudian disaring agar kotoran saat pemerahan tidak ikut masuk ke dalam susu Sesudah pemerahan sebaiknya bagian puting dicelupkan dalam larutan desinfektan untuk menghindari terjadinya mastitis”.
Dari hasil pemerahan diketahui yani memiliki produksi paling banyak yaitu bisa mencapai 3530 ml dan Josepin meliki produksi susu yang sangat sedikit yaitu mencapai 1500 ml hal yang mempengaruhi banyaknya prosuksi susu mungkin dikarenakan bentuk ambing dan nutrisi yang dikponsumsi dalam pakan. Adapun penyebab produksi pagi lebih banyak dikarenakan waktu pemgumpulan susu lebih panjang daripada waktu pemerehan sore.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pratikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Pemerahan dapat dilakukan dengan menggunakan tangan atau mesin, tetapi kami melakukan pemerahan dengan menggunakan tangan dilakukan dengan metode strippen bahwa pemerahan dengan tangan dapat dilakukan dengan 3 cara pemerahan yaitu Whole hand, Strippen dan Knivelen. Pada praktikum kali ini kami melakukan pemerahan dengan menggunakan tangan. Pemerahan dapat dilakukan dengan dua jari ataupun dengan semua jari. persiapan sebelum melakukan pemerahan antra lain semua alat pemerahan dibersihkan, tangan dicuci dengan air hangat dan yang sudah dicampur dengan antiseptik, ambing dicuci menggunakan air hangat, mengelap ambing dengan handuk, ibu jari dan jari telunjuk memencit puting susu dan jari lainya berjalan secara bertahap sampai air susu keluar dari ambing ternak tersebut, pemerahan di lakukan setiap hari selama produksi. produksi susu setiap kambing berbeda-beda banyaknya produksi susu suatu ternak dapat di lihat dari bentuk ambingnya semakin besar ambing semakin banyak susu. Pemerahan yang kurang efektif dapat menurunkan produksi susu, penanganan pasca panen atau pemerahan dilakukan pasturisasi untuk membunuh bakteri yang terdapatdalam susu meskipun dalam jumlah sedikit dan faktor lingkungan yang mempengaruhi perfomans ternak kambing perah yaitu Frekuensi pemerahan, kecepatan pemerahan, pergantian pemerah, pakan, obat-obattan, penyakit, pemberian air, perawatan dan perlakuan.
5.2 Saran
Praktikum ini sangat bermanfaat untuk para praktikan, praktikan dapat langsung melakukan tahap-tahap kegiatan dalam peternakan kambing perah, dapat melatih ke disiplinan, dan menambah pengetahuan, untuk itu praktikan harus benar-benar mengikuti praktikum dengan seksama agar apa yang diajarkan dapat diambil manfaatnya dan diterapkan dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Arif .2009. Kambing Perah Etawa. Gadjah Mada University Press. Fakultas Peternakan. Yogyakarta.
Blakely. 1991. Bangsa Kambing Nubian. UGM Press, Yogyakarta.
Blakely. 1994. Kandungan Pakan Pada Ternak. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Devendra dan Bruns. 1994. Kambing Perah. Kanisius, Yogyakarta.
Hartadiet, at. 1980. Konsenntrat. Yudistira, Jakarta.
Murtidjo. 1993. Hijuan Pakan Pada Ternak Ruminansia. Agromedia pustaka. Jakarta.
Putra. 2009. Tujuan Dari Pemerahan. Ganesa. Jakarta.
Sarwono. 2008. Pengaruh Air Terhadap Kambing. Gramedia. Jakarta.
Sastrowijoyo. 1997. Konsentrat Untuk Ternak Kambing. Gadjah Mada University Press. Fakultas Peternakan. Yogyakarta.
Stee. 1990. Produksi Susu Perah Pada Kambing. Penebar Swadaya, Jakarta.
Tillman. 1991. Sistem Perkandangan Pada Ternak. Gadjah Mada University Press. Fakultas Peternakan. Yogyakarta.
Kak, kasih dong file nya. yang bentuk word biar bisa langsung dibuka, tanpa perlu online kak.
BalasHapusIya, nanti akan diperbaharui dengan file yang bisa di download. Terima kasih sudah berkunjung.
Hapus