UNGKER (Hyblaea puera) Ulat Pohon Jati
ULAT POHON JATI / UNGKER (Hyblaea puera)

Gambar 1 UNGKER (Kepompong Ulat Jati)
Deskripsi dan Keterangan Umum
Ungker
adalah ulat yang memakan daun pohon Jati. Ulat ini muncul berbarengan musim
penghujan yaitu pada saat daun Pohon jati mulai bersemi. Ulat ini memakan daun pohon
Jati saat masih muda, terkadang daun Pohon Jati tinggal tulang-tulangnya.
Secara taksonomi ulat daun jati memiliki urutan sebagai berikut:
Kingdom
|
:
|
Animalia
|
Filum
|
:
|
Arthropoda
|
Kelas
|
:
|
Insekta
|
Ordo
|
:
|
Lepidoptera
|
Family
|
:
|
Hyblaeadae
|
Genus
|
:
|
Hyblaea
|
Spesies
|
:
|
Hyblaea puera
|
Ciri-ciri fisik enthung jati (kepompong) ini adalah warna coklat sampai coklat tua kehitam-hitaman, panjang rata-rata 1,4 –1,9 cm, berat rata-rata 0,7-1,3 mg. Ulat jati menyerang pada awal musim penghujan, menyerang pohon-pohon jati yang baru saja memunculkan daun-daun hijau setelah menggugurkan daun ketika musim kemarau. Ulat dan kupunya dapat dijumpai dalam jumlah sangat besar pada 4 – 6 minggu pertama di musim hujan.
Kandungan Gizi Ulat Pohon Jati
Pembuktian secara kualitatif mengenai kandungan zat gizi yang terdapat dalam ungker telah dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen. Pengujian kandungan zat gizi tersebut dilakukan dua eksperimen yaitu pengujian kandungan protein dan lemak dalam ungker. Hasil eksperimen pertama tentang pengujian protein dalam ungker menunjukkan adanya perubahan warna larutan sari ungker yang semula agak kekuningan berubah warna menjadi ungu setelah di tetesi biuret A dan biuret B. Dengan demikian, perubahan warna tersebut dapat disimpulkan bahwa ungker mengandung protein. Fungsi protein lainnya untuk mengatur keseimbangan air, memelihara netralitas tubuh, membentuk antibodi, mengangkut zat-zat gizi (misalnya lipo protein dan transferin), biokatalisator dan sumber energi (Sujadi, 2005).
Kandungan nutrisi ulat daun jati berupa protein, mineral, vitamin, lemak dan karbohidrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepompong ulat jati mengandung protein cukup tinggi, yaitu 13,9% setara dengan kandungan protein pada kepiting. Kandungan gizi lainnya adalah 2,3% lemak, 2,4% serat, 1,0% abu, dan 75,1% air. Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI) Dokter Suharwadji 2013.
Dari uraian diatas maka ulat daun jati dapat dimanfaatkan untuk konsumsi. Berbagai cara pengolahan ulat daun jati antara lain dikukus kemudian digoreng, ditumis, dioseng atau dibacem. Kepompong ulat jati dapat dipakai sebagai sumber gizi alternatif pengganti daging, ikan dan telur.
Manajemen Teknis Budidaya
Teknis budidaya ulat daun jati dengan cara dibiarkan secara alami di habitatnya, yaitu pemeliharaan atau penanaman pohon jati. Setelah nanti musim hujan maka akan berkembang ulat daun jati yaitu 1-3 minggu, kemudian pada 4-6 minggu akan ditemukan kepompong ulat daun jati.
Bisa juga memelihara ulat daun jati dengan cara mengambil daun jati yang sudah ada ulatnya dan dimasukkan kedalam wadah tertutup adar ulat tidak keluar. Setelah 3-6 hari ulat itu akan menjadi kepompong, di waktu itulah dipanen.
Darftar Pustaka
Suharwadji. 2003. Kepompong Ulat Daun Jati Sebagai Sumber Gizi Alternatif Lokal di Gunung Kidul. Yogyakarta : Jurnal Penelitian dan Pengembangan Vol V No 8 Tahun 2013 hal 105-113.
Sujadi, Bogod. 2005. Biologi Sains dan Kehidupan Kelas X Untuk SMA. Jakarta : Yudhistira.
Posting Komentar
Mohon untuk menggunakan kata yang tidak menyinggung unsur SARA. Dan juga tidak menggunakan unsur Phornography. Terima kasih telah mengikuti aturan dalam website ini.
Terima Kasih
Dwi Sulistiyo