Pengaruh Penggunaan Limbah Lumpur Sawit Terhadap Performans Unggas
TUGAS PENYAJIAN ILMIAH
Pengaruh penggunaan limbah lumpur sawit terhadap performans unggas
Oleh:
Nama : Dwi Sulistiyo
NPM : E1C016061
Kelas : A
Dosen : Prof. Dr. Ir.Urip Santoso, M.Sc
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2018
Pengaruh Penggunaan Limbah Lumpur Sawit Terhadap Performans Unggas
Dwi Sulistiyo
Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu
Jalan W.R. Supratman Kandang Limun Bengkulu 3837A
Email: dwisulistiyo2@gmail.com
Abstrak
Pakan merupakan kebutuhan primer dalam dunia peternakan, dan merupakan biaya terbesar (70%) dari total produksi. Untuk memenuhi kebutuhan pakan, pemanfaatan limbah pertanian merupakan salah satu alternatifnya. Dalam pemanfaatan inilah lumpur sawit menjadi bahan percobaan yang diberikan terhadap pakan unggas. Namun limbah lumpur sawit ini memiliki nilai nutrisi protein dan asam amino yang rendah serta kandungan serat kasar yang tinggi. Berbagai cara pun di uji cobakan guna untuk memenuhi dan meningkatkan performans terhadap unggas. Beberapa usaha dari peneliti salah satunya menggunakan fermentasi dengan Neuro Spora sp, Aspergillus Niger, ada juga dengan mencampurkan Ekstrak Daun Katuk kedalam pakan berbasis limbah lumpur sawit ini. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan limbah lumpur sawit terhadap performans unggas yang ditimbulkan dengan beberapa teknik pengujian yang telah dilakukan.
Kata Kunci: Lumpur Sawit, Lumpur Sawit Fermentasi, Neuro Spora sp, Aspergillus Niger, Ekstrak Daun Katuk, Performans Unggas
PENDAHULUAN
Berbagai usaha telah dilakukan untuk mengatasi kekurangan bahan pakan yang dibutuhkan untuk peternakan unggas di Indonesia. Salah satu usaha adalah dengan memanfaatkan limbah industri pertanian atau perkebunan (Sinurat, 1999). Dari berbagai industri perkebunan di daerah Bengkulu, kelapa sawit merupakan salah satu produk yang mempunyai perkembangan yang cukup besar. Perkembangan industri minyak sawit akan meningkatkan jumlah limbah yang dihasilkan seperti bungkil inti sawit dan lumpur sawit yang dapat digunakan untuk bahan pakan ternak.
Penelitian di Malaysia menunjukkan bahwa Lumpur Sawit (LS) mempunyai faktor pembatas untuk digunakan sebagai bahan pakan unggas seperti kadar protein dan asam amino yang rendah dan kadar serat kasar yang tinggi (HUTAGALUNG, 1978). Demikian juga YEONG (1983) melaporkan bahwa asam amino yang dapat dicerna dari lumpur sawit relatif rendah (hanya 24,8%). Oleh karena itu, untuk memanfaatkan LS perlu dilakukan usaha untuk menghilangkan atau mengurangi faktor pembatas tersebut dan atau meningkatkan nilai gizinya.
Batas pemberian lumpur sawit dalam ransum unggas sangat bervariasi. Pada ayam buras, batas pemberian lumpur sawit yang disarankan adalah 15% (BATUBARAet al., 1994), sedangkan pada ayam broiler berkisar dari 5% (SINURATet al.,2000) hingga 15% (YEONG dan AZIZAH, 1987) dan untuk ayam petelur pemberian lumpur sawit hingga 20% tidak mengganggu produksi telur, konversi pakan, dan kualitas telur yang dihasilkan (YEONG dan AZIZAH, 1987).
Usaha yang dilakukan dalam berbagai penelitian diantaranya dengan melakukan Fermentasi. Menurut para peneliti teknik ini dapat meningkatkan nilai gizi Lumpur Sawit. Salah satu teknik Fermentasi menggunakan inokulan Aspergillus niger dapat meningkatkan kadar protein kasar, protein sejati, daya cerna bahan kering invitro, nilai energi dan protein termetabolis serta penurunan kadar serat. Dengan peningkatan nilai gizi dan daya cerna tersebut, diharapkan kedepannya Lumpur Sawit dapat digunakan untuk salah satu bahan pakan unggas.
ISI TULISAN
Lumpur sawit adalah lumpur sawit (LS) yang merupakan salah satu limbah industri minyak sawit yang sampai saat ini belum umum digunakan untuk pakan unggas karena mempunyai beberapa faktor pembatas seperti kadar protein dan asam amino yang rendah dan kadar serat kasar yang tinggi. Dengan begitu, sudah banyak diteliti untuk mengurangi faktor pembatas dan meningkatkan performans unggas, salah satuna dengan melalui fermentasi. Sinurat et al,.(2000) menyatakan bahwa kandungan protein kasar LS kering sekitar 9,6 %-14,52%, hampir sama dengan kandungan protein kasar dedak padi, yaitu 13,3%, dan kandungan lemak kasarnya 10,4% sementara nilai total digestible nutrientnya 74%,lebih tinggi dibandingkan dedak padi yang hanya bernilai 70% (Agustin et al., 1991).
Rendahnya nilai gizi dan tingginya kadar serat menyebabkan lumpur sawit tidak umum digunakan sebagai bahan pakan ternak. Oleh karena itu nilai gizi lumpur minyak sawit perlu ditingkatkan agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak unggas. Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan penggunaan lumpur minyak sawit yaitu dengan pembuatan fermentasi.
KOMPOSISI LUMPUR SAWIT
Tabel 1. Kandungan gizi limbah kelapa sawit
No | Gizi | PS1 | LS1 | BIS1 | DS2 tanpa lidi | SP2 | TK2 | BS3 |
1 | BK (%) | 86,2 | 91,1 | 91,8 | 46,18 | 93,11 | 92,1 | 88-92 |
2 | PK (%) | 5,8 | 11,1 | 15,3 | 14,12 | 6,2 | 3,7 | 1,6-3,2 |
3 | SK (%) | 48,6 | 17,0 | 15,0 | 21,52 | 48,1 | 47,93 | 36-39 |
4 | LK (%) | 5,8 | 12,0 | 8,9 | 4,37 | ,22 | 4,7 | 0,6-1,0 |
5 | BETN (%) | 36,5 | 50,4 | 55,8 | 46,59 | - | - | 51-54 |
6 | Abu (%) | 3,3 | 9,0 | 5,0 | 13,4 | 5,9 | 7,89 | 2,8-3,2 |
7 | Kalsium (%) 0,32 | 0,7 | 0,2 | 0,84 | - | - | - | - |
8 | Fosfor (%) | 0,27 | 0,5 | 0,52 | 0,17 | - | - | - |
9 | TDN (%) | 29,8 | 45,0 | 65,4 | - | - | - | - |
10 | GE (MJ/Kg) | 4,02 | 6,52 | 9,8 | 4,46 | 4,68 | - | 4,3-4,6 |
Keterangan : PS: pelepah sawit, LS: lumpur sawit, BIS: bungkil inti sawit, DS: daun sawir, SP: serat perasan, TK: tandan kosong, BS: batang sawit, BK: bahan kering, PK: protein kasar, SK: serat kasar, LK: lemak kasar.
ANALISIS PERFORMANCE
Tabel 2. Pengaruh pemberian produk fermentasi lumpur sawit terhadap penampilan ayam broiler 1-42 hari
Parameter | Kadar produk fermentasi dalam ransum | |||
0 | 5 | 10 | 15 | |
Konsumsi pakan (g) | 3252 | 3070 | 3242 | 3091 |
Konversi pakan (g/g) | 2,22 | 2,20 | 2,21 | 2,27 |
Molaritas (%) | 6,7 | 3,3 | 6,7 | 0 |
Karkas (%) | 66,9 | 65,5 | 63,3 | 65,5 |
Lemak abdomen (%) | 1,79 | 2,18 | 1,65 | 1,77 |
Bobot hati (%) | 2,16 | 2,00 | 2,13 | 2,07 |
Sumber Sinurat et, al (2000) dalam Sinurat (2003)
Fermentasi lumpur sawit dengan Neurospora sp. bisa meningkatkan kandungan gizi lumpur sawit dan meningkatkan kandungan karotennya. Pemberian lumpur sawit fermenasi dengan neurospora sp sampai level 10% tidak menurunkan produksi telur serta dapat meningkatkan warna yolk telur mentah sebesar 40%, 6,85% untuk telur yang direbus dan 13,68% untuk telur mata sapi. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa telur sedikit mengandung asam amino kritis, sementara senyawa tersebut sangat penting bagi kesehatan manusia. Oleh sebab itu, penelitian tersebut disaranakn untuk melakukan kembali penelitian lebih lanjut tentang suplementasi asam amino dan minak ikan lemuru untuk lebih memperkaya zat gizi dalam telur (Fenita, et. Al. 2000).
Ayam broiler yang diberikan perlakuan pakan dengan tambahan 10% tepung lumpur sawit (P3) memperoleh pertambahan bobot badan tertinggi, yaitu 1197,58 g, sedangkan perlakuan pakan dengan tambahan 15% tepung lumpur sawit fermentasi (P6) memperoleh hasil yang paling rendah, yaitu 1119,50 g. Hasil yang diperoleh ini menunjukkan bahwa pemberian pakan mengandung tepung lumpur sawit tidak dan difermentasi Aspergillus niger sampai level 15% dapat diberikan pada ternak ayam broiler tanpa mengganggu laju pertambahan bobot badan ayam broiler tersebut (Fitro, et Al. 2016).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil diatas, dapat disimpulkan bahwa Limbah Lumpur Sawit dapat digunakan untuk pakan Unggas dengan beberapa cara untuk meningkatkan pengaruh peningkatan performans terhadap unggas tersebut. pemberian limbah lumpur sawit fermentasi dengan menggunakan neurospora sp pada ternak unggas dapat digunakan sampai dengan level 10% dalam ransum ayam broiler dan tidak menimbulkan pengaruh berbeda nyata terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot hidup, konversi ransum, dan persentase karkas. Untuk ayam kampung juga dapat digunakan sampai level 10%, tetapi pada itik yang sedang tumbuh dapat digunakan sebanyak 15%, tanpa mengganggu pertumbuhan maupun perubahan yang berarti terhadap konsumsi ransum, konversi ransum, bobot karkas yang dihasilkan, bobot hati dan lemak abdomen.
Ayam broiler yang diberikan perlakuan pakan dengan tambahan 10% tepung lumpur sawit (P3) memperoleh pertambahan bobot badan tertinggi, yaitu 1197,58 g, sedangkan perlakuan pakan dengan tambahan 15% tepung lumpur sawit fermentasi (P6) memperoleh hasil yang paling rendah, yaitu 1119,50 g.
DAFTAR PUSTAKA
Bintang et al. 1999. Nilai Gizi Lumpur Kelapa Sawit Hasil Fermentasi Pada Berbagai Proses Inkubasi. Balai Penelitian Ternak. Bogor.
Bintang et al. 2003. Pemanfaatan Lumpur Sawit Untuk Ransum Unggas: 2. Lumpur Sawit Kering dan Produk Fermentasi Sebagai Bahan Pakan Itik Jantan Yang Sedang Tumbuh. Balai Penelitian Ternak. Bogor.
Fenita at al. 2010. Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi Dengan Neurospora sp Terhadap Performans Produksi dan Kualitas Telur. JITV. Bogor.
Fitro dkk. 2016. Performans Aam Broiler Yang Diberi Pakan Mengandung Tepung Lumpur Sawit Tidak dan Difermentasi Aspergillus niger Dengan Aras Yang Berbeda. Fakultas Peternakan Universitas Udayana. Denpasar Bali.
Lubis dkk. 2015. Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Kampung Periode Grower. Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Palembang.
Pasaribu at al. 2001. Pemanfaatan Lumpur Sawit Untuk Ransum Unggas: 3. Penggunaan Produk Fermentasi Lumpur Sawit Sebelum dan Setelah Dikeringkan Dalam Ransum Ayam Pedaging. Balai Penelitian Ternak. Bogor.
Pasaribu at al. 2001. Evaluasi Nilai Gizi Lumpur Sawit Hasil Fermentasi Dengan Aspergillus Niger Pada Berbagai Perlakuan Penyimpanan.
Sinurat at al. 2004. Pemanfaatan Lumpur Sawit Untuk Ransum Unggas: 1. Lumpur Sawit Kering dan Produk Fermentasinya Sebagai Bahan Pakan Ayam Broiler. Balai Penelitian Ternak. Bogor.
Sinurat at al. 1998. Peningkatan Nilai Gizi Lumpur Sawit Melalui Proses Fermentasi: Pengaruh Jenis Kapang, Suhu dan Lama Proses Enzimatis. Balai Penelitian Ternak. Bogor.
Yuan dkk. 2011. Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi Dengan Penambahan Asam Amino Lisin dan Metionin dan Triptopan di Dalam Ransum Ayam Petelur Terhadap Kualitas Telur dan Kadar Kolesterol Telur. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Bengkulu.
Waras dkk. 2004. Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi Dengan Neurospora crassa Terhadap Performan dan Warna Kuning Telur Ayam Petelur. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Bengkulu.
Untuk melihat versi dokumen nya silahkan klik preview dibawah ini:
Posting Komentar
Mohon untuk menggunakan kata yang tidak menyinggung unsur SARA. Dan juga tidak menggunakan unsur Phornography. Terima kasih telah mengikuti aturan dalam website ini.
Terima Kasih
Dwi Sulistiyo